Home Internasional Aktivis Universitas Columbia Sesalkan Penangkapan Massal Protes Anti Perang di Gaza

Aktivis Universitas Columbia Sesalkan Penangkapan Massal Protes Anti Perang di Gaza

New York, Gatra.com - Kelompok Pro-Palestina di AS mengajukan pengaduan hak-hak sipil federal terhadap Universitas Columbia menyusul penangkapan massal pengunjuk rasa anti-perang, minggu lalu. 

“Tindakan  itu dilakukan setelah sekolah tersebut memanggil polisi untuk membersihkan kemah-kemah para demonstran,“ kata kelompok itu dikutip Reuters, pada hari Kamis, (25/4).

Palestine Legal, sebuah organisasi yang berupaya melindungi hak-hak masyarakat AS untuk berbicara atas nama warga Palestina, mendesak Departemen Pendidikan AS untuk menyelidiki tindakan sekolah tersebut, yang dianggap diskriminatif terhadap mereka yang pro-Palestina.

Universitas Columbia tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pekan lalu, universitas mencoba untuk menutup demonstrasi kampus dengan paksa ketika Presiden Columbia Minouche Shafik mengambil tindakan yang tidak biasa, dengan mengundang polisi Kota New York untuk memasuki kampus. Sikap itu memicu kemarahan banyak kelompok hak asasi manusia, mahasiswa dan dosen. 

Lebih dari 100 orang ditangkap, mengingatkan pada demonstrasi menentang Perang Vietnam di Kolombia lebih dari 50 tahun lalu.

Protes terus berlanjut di Columbia dan menyebar ke kampus-kampus AS lainnya di mana ratusan orang telah ditangkap dalam seminggu terakhir.

Para demonstran menyerukan diakhirinya perang Gaza, di mana Israel telah menewaskan 34.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza. Kejadian itu membuat hampir seluruh penduduk Gaza mengungsi dan menyebabkan meluasnya kelaparan dan tuduhan genosida yang dibantah Israel. 

Perang ini telah menimbulkan perbincangan hangat di seluruh Amerika Serikat, sekutu terpenting Israel.

Kelompok advokasi mencatat peningkatan kebencian dan bias terhadap orang Yahudi, Arab dan Palestina.

Insiden-insiden yang mengkhawatirkan di AS termasuk penikaman fatal terhadap seorang warga Amerika keturunan Palestina berusia 6 tahun di Illinois pada bulan Oktober. Ada juga penembakan terhadap tiga pelajar keturunan Palestina pada bulan November di Vermont, dan penikaman pada bulan Februari terhadap seorang pria Palestina-Amerika di Texas.

Menteri Pendidikan AS Miguel Cardona mengatakan pada hari Kamis bahwa dia mengikuti laporan tuduhan antisemitisme di kampus-kampus. Awal bulan ini, seorang mantan mahasiswa Universitas Cornell mengaku bersalah karena memposting ancaman online, termasuk kematian dan kekerasan, terhadap mahasiswa Yahudi di kampus.

Israel menyerang Gaza setelah militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. Hamas mengatakan aktivitas bersenjatanya merupakan perlawanan terhadap pendudukan Israel, sementara Israel mengatakan tindakannya sejak 7 Oktober adalah untuk membela diri setelah serangan tersebut.

12