Home Pendidikan 4 Eks Direktur PAI Sepakat Minta Guru Agama Islam Lebih Inovatif dan Asyik

4 Eks Direktur PAI Sepakat Minta Guru Agama Islam Lebih Inovatif dan Asyik

Bekasi, Gatra.com - Pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di Indonesia perlu lebih transformatif dalam mendidik para siswa di era digital saat ini. 

Guru PAI dituntut mampu menguasai teknologi digital agar pembelajaran semakin interaktif dan sekaligus menyenangkan.

Pandangan tersebut disampaikan sejumlah pakar pendidikan dalam kegiatan Reorientasi dan Pengembangan Kebijakan Direktorat PAI di Kota Bekasi, Jawa Barat, Selasa (14/5). 

Baca Juga: Guru PAI Harus Adaptif dan Jadi Penjernih

Kegiatan ini antara lain menghadirkan direktur dan empat mantan direktur PAI Kementerian Agama (Kemenag) yakni Imam Tolkhah, Amin Haedari, Imam Safei, dan Amrullah. Hadir pula para kepala bidang (kabid) PAI kantor wilayah Kemenag se-Indonesia.

Imam Safei menilai, kehadiran teknologi digital terbukti banyak memberikan kemudahan termasuk dalam pendidikan. Selain lebih interaktif, berbagai platform digital juga membuat pembelajaran bisa semakin mudah, praktis dan terukur. 

Direktorat PAI Kemenag menggelar kegiatan Reorientasi dan Pengembangan Kebijakan di Kota Bekasi, Jawa Barat. (Dok.Kemenag RI)

Dengan berbagai kelebihan ini, maka guru PAI harus terus beradaptasi terhadap perubahan zaman agar materi yang diberikan membuat pembelajaran lebih menyenangkan. 

“Inovasi ini penting karena hakikatnya yang mengajar usianya semakin tua, sedang yang diajar justru kian mudah. Hal inilah yang kadang tidak disadari, makanya  pembelajaran berbasis digital penting. Guru yang tak lakukan inovasi pasti akan tergilas,” ungkap Imam Safei.

Pandangan serupa diungkapkan Amrullah yang mengemban sebagai direktur PAI periode 2022 hingga 2024. Menurut Amrullah, penguatan digital menjadi satu dari tiga tantangan besar yang dihadapi direktorat PAI ke depan. Dua tantangan lain adalah penguatan budaya keagamaan dan akademik. 

“Guru jangan sampai tertinggal sama anak didik. Sebab jika tidak sadar akan kemajuan teknologi makan nanti guru bisa saja tak lagi dianggap penting lagi oleh anak didik. Mereka bisa mendapat pengetahuan agama dari jalur lain bahkan dengan cara yang lebih asyik,” terang Amrullah. 

Amrullah juga mendorong agar secara kelembagaan, organisasi direktorat PAI di Kemenag terus diperkuat dan strukturnya diperbesar. Sebab cakupan tugas PAI sebenarnya juga luas. 

Baca Juga: Belasan Ribu Guru Agama di Pati Diguyur Miliaran Rupiah

Dia mengungkapkan, selain menangani para pendidik dari tingkat TK hingga perguruan tinggi, direktorat PAI juga bertanggung jawab atas pembinaan guru agama Islam di sekolah-sekolah Indonesia di luar negeri. 

Jumlah guru PAI juga cukup besar yakni mencapai sekitar 300.000 orang. Di sisi lain, jumlah ini belum sebanding dengan banyaknya lembaga pendidikan yang membutuhkan guru agama Islam.

Sedang Amin Haedari mendorong agar tunjangan bagi guru PAI saatnya ditingkatkan. Pengelolaan PAI saat ini, menurut direktur periode 2011-2016 ini, sudah di jalur yang benar. Kendati demikian, untuk penguatan ke depan, dibutuhkan kebijakan dari pimpinan yang lebih berani dan membumi.

Direktur PAI Kemenag M Munir menyambut baik berbagai masukan yang diberikan para mantan pimpinan direktorat PAI. Dia menilai, capaian-capaian yang telah ditorehkan para pemimpin PAI patut untuk dipertahankan dan pada saat yang sama meniscayakan perbaikan pada sisi yang dianggap kurang.

21