Home Ekonomi Kementan Lakukan Koordinasi dengan IFAD di Roma, Untuk Apa?

Kementan Lakukan Koordinasi dengan IFAD di Roma, Untuk Apa?

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja dengan pemangku kepentingan di Italia. Salah satu agenda kunjungan tersebut adalah melakukan koordinasi dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) terkait kerjasama yang telah dilakukan dengan Kementan.

IFAD merupakan organisasi internasional yang menaruh perhatian pada masalah pertanian di negara berkembang, dengan memberikan pinjaman dan hibah untuk proyek-proyek pertanian. IFAD memberikan investasi bagi masyarakat pedesaan, memberdayakan untuk meningkatkan keamanan pangan, meningkatkan nutrisi keluarga dan meningkatkan pendapatan. Selain itu membantu membangun ketahanan, memperluas bisnis dan bertanggung jawab atas pengembangan diri.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan bahwa pertanian merupakan salah satu sektor yang akan selalu menjadi andalan bagi perekonomian Indonesia dengan petani muda yang kompeten akan menjadi tulang punggungnya. "Di dalam sektor pertanian, perlu diisi oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas," kata Amran.

Terkait dengan hal itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan banyak SDM. "Melalui kerja sama, bidang pertanian akan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusianya guna mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (22/5).

Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Services Programme) merupakan sebuah program pemberdayaan untuk mendukung regenerasi petani di pedesaan melalui penyediaan fasilitas dan bimbingan kepada generasi muda untuk menjadi wirausahawan atau tenaga kerja di sektor pertanian. Program YESS akan mendukung para pemuda pedesaan, khususnya yang berasal dari latar belakang ekonomi miskin dan rentan miskin, dalam: (i) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemuda untuk memanfaatkan peluang bursa kerja dan usaha pada sektor pertanian; (ii) Memfasilitasi pemuda dalam akses pasar; (iii) Memfasilitasi pemuda dalam akses permodalan; dan (iv) Menghasilkan profil SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha. Dalam rangka memperluas jangkauan Program YESS pada tingkat akar rumput, Program YESS juga menyiapkan jejaring kerja dan penjangkauan yang lebih luas dengan menekankan pada aspek inklusivitas dan keseimbangan gender di setiap lokasi Program YESS.

Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) merupakan program yang bertujuan menurunkan tingkat kemiskinan petani melalui kegiatan pemberdayaan dan pemanfaatan sumberdaya pedesaan yang meliputi pembangunan pertanian, perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat serta pengembangan keuangan mikro pedesaan guna meningkatkan pendapatan di sektor pertanian secara berkelanjutan.

Youth Entrepreneurship And Employment Support Services (YESS) dan Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) adalah program kerjasama Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dengan IFAD. Dalam kunjungan kerja di IFAD tersebut, Kementan diwakili oleh Bapak Kepala BPPSDMP Dedy Nursyamsi didampingi oleh Ibu Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) sekaligus Direktur Program YESS Idha Widi Arsanti, Atase Pertanian Roma, dan Ketua Tim Kerja Kerjasama BPPSDMP.

Kunjungan  Kepala BPPSDMP di IFAD Head Quarter di Roma, diterima oleh Donald Brown Associate Vice President Program Management dan Rheehana Raza Regional Director. Dilanjutkan dengan diskusi terkait perkembangan Program YESS, READSI dan YESSI. Keberhasilan YESS diakui oleh IFAD dan ?READSI juga diberikan support untuk perpanjangan. ”Saya sangat apresiasi keberhasilan kerjasama luar negeri dengan Kementan”, ujar Donald.

Pertemuan tersebut ditutup dengan pemberian buku Best Practices and Success Story yang disusun oleh tim YESS kepada Donald. Buku-buku tersebut menunjukkan keberhasilan program YESS di Indonesia.

54