Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto menanggapi ucapan kader Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan juga aktivis 998 Wahab Talaohu yang menyebut nama Wiranto sebagai orang yang mempunyai indikasi beban HAM di masa lalu, tidak pantas berada di pemerintahan periode selanjutnya.
Menurut Wiranto hal itu lebih condong ke masalah internal partai yang seharusnya diselesaikan di dalam tanpa harus di keluarkan ke masyarakat luas.
"Itu soal internal Partai Hanura. Kalau ada masalah partai, selesaikan di dalam! Kalau koar-koar diluar itu nanti malah jadi ribut. Buat apa saya tanggapi dan belum tentu benar omongannya," ujarnya saat ditemui di gedung Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat (7/5).
Dia memperkirakan ucapan tersebut ditengarai gagalnya Partai Hanura masuk kedalam Parliamentary Threshold atau ambang batas parlemen, yaitu batas suara minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk ikut dalam penentuan perolehan kursi di DPR-RI.
"Jadi kalau sekarang sudah tidak berhasil ya sudah lah. Nanti kita selesaikan di dalam. Sudah tidak berhasil, malah koar-koar keluar nanti malah ribut sama anak buah sendiri. Tidak baik. Sayang sekali," ucap Wiranto.
Ketika ditanyai soal Wahab, Mantan Panglima TNI ini mengaku tidak mengetahui sosok tersebut. "Siapa juga saya tidak tahu orang itu. Saya ga kenal, mungkin dia pendatang baru di (partai) Hanura. Ngapain ditanggapi," pungkasnya.
