Home Milenial Tanah Bergeser, Gedung Perpustakaan IAIN Ambon Makin Ambruk

Tanah Bergeser, Gedung Perpustakaan IAIN Ambon Makin Ambruk

Ambon, Gatra.com- Gedung Pusat Perpustakaan dan Auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, Kota Ambon, Provinsi Maluku, semakin runtuh. Ini akibat pergerakan tanah di sekitar kawasan tersebut masih terus terjadi.

Pantauan Gatra.com pada Senin siang (17/6/2019), posisi gedung Perpustakaan dan Auditorium di Kampus Hijau itu sudah tidak seperti bentuk sebelumnya yang terpantau awal pekan kemarin.

Bentuk depan gedung yang tertulis Pusat Perpustakaan sudah berubah wujud. Awalnya masih dalam posisi agak ke atas, kini telah runtuh.

Sementara bagian depan sebelah kanan bangunan auditorium yang belum diresmikan tersebut, semakin hancur.

Pergerakan tanah akibat intensitas curah hujan di wilayah tersebut, diprediksi membuat kedua bangunan berwarna putih dan hijau ini akan semakin hari semakin ambruk, bahkan diprediksi akan rata dengan tanah.

Hasil penelitian sementara yang dilakukan Tim Geologi Bandung, Litbang dan Kementerian PUPR melalui Dinas PUPR Provinsi Maluku, memprediksi pergerakan tanah akan terus terjadi.

Dampak pergerakan tanah yang masih terus terjadi akan mengakibatkan bangunan yang baru dipakai kurang lebih 5 tahun ini semakin runtuh.

"Sudah ada tim peneliti dari Badan Geologi Bandung dan Litbang serta PUPR. Hasil penelitian sementara adalah adanya kemungkinan beberapa gedung juga akan mengalami keretakan tanah," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Farida Salampessy kepada wartawan di Kota Ambon, Senin (17/6/2019).

Hasil penelitian tim ahli tersebut, tambah Farida, baru akan diketahui sepekan mendatang. Setelah itu tim akan mengeluarkan rekomendasi untuk tindakan selanjutnya.

"Rekomendasi untuk menetapkan bagaimana tindaklanjut selanjutnya. Apakah perkuliahan akan ada di sana atau ada alternatif yang lain," jelasnya.

Farida mengaku, pergerakan tanah di sekitar kawasan tersebut akan terus bergerak. Ini setelah berdasarkan perkiraan BMKG bahwa puncak musim penghujan bakal terjadi pada bulan Juli-Agustus.

"Harus pindah, jangka pendekanya saja tidak boleh, apalagi jangka panjang. Karena dari hasil penelitian sementara saja ada pergeseran tanah terus, berarti ada tambah keretakan kan, jadi harus ada pengamanan," sebutnya.

 

529

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR