Home Ekonomi Stok Ayam Berlimpah, Peternak di Jateng Rugi Rp160 M

Stok Ayam Berlimpah, Peternak di Jateng Rugi Rp160 M

Solo, Gatra.com – Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) menggelar aksi bagi-bagi ayam gratis sebagai bentuk protes karena terus merugi. Peternak ayam di Jateng rugi sampai Rp160 miliar dan merasakan dampak kerugian selama 10 bulan.

Seorang peternak di Solo, Suroto (47), mengatakan awalnya dia memiliki sekitar 700 ribu ayam tapi lantas menurun jadi 500 ribu ayam. Karena rugi, modalnya kini juga  habis. Saat ini Suroto memiliki 350 ribu ayam.

”Sejak September saya merugi, sampai sekarang berarti sudah merugi sepuluh bulan. Harga jual ayam lepas kandang terus berada di bawah harga pokok penjualan (HPP) yang ditetapkan pemerintah,” ucapnya saat ditemui di sela aksi pembagian ayam gratis di Kantor Kecamatan Jebres, Solo, Rabu (26/6).

Selama ini untuk menjalankan usahanya Surono mempekerjakan 200 orang. Dia juga menggandeng sekitar 100 peternak mitra dengan sistem bagi hasil. ”Saya usahakan tetap jalan supaya tidak merumahkan karyawan,” ucapnya.

Suroto menerapkan bagi hasil dengan peternak kecil. Sistemnya dia memberikan modal dan peternak kecil menyediakan lahan. Pembagian hasilnya dia menerima 60 persen dan peternak kecil 40 persen. ”Ayamnya nanti dijual di pasar lokal untuk wilayah Solo Raya saja,” ucapnya.

Suroto menjadi peternak ayam selama 20 tahun. Dia merasa kondisi saat ini merupakan kondisi terburuk bagi peternak. ”Bahkan saya merasa saat krisis moneter tahun 1998 lalu lebih baik,” ucapnya.

Sebab saat ini ada perusahaan modal asing (PMA) yang menguasai peternakan. Apalagi saat ini bibit dan pakan hanya disediakan oleh PMA. ”Pakan dan semuanya berasal dari mereka. Makanya kami berharap pemerintah mempunyai kebijakan baru,” ucapnya.

Ketua Pinsar Jawa Tengah Parjuni menambahkan bahwa kondisi di tahun ini semakin buruk. Menurut dia, jumlah bibit ayam di Indonesia bertambah 60-70 juta tiap hari. ”Kami sudah meminta pada pemerintah untuk dikurangi. Sebab kami melihat ada suplai berlebihan,” ucapnya.

Selama enam bulan terakhir di Jawa Tengah, peternak rugi Rp4.000 tiap ayam. Hal ini karena suplai dari peternak amat berlimpah. Padahal permintaan di pedagang tidak meningkat.

”Akhirnya karena suplai banyak dan permintaan sama, peternak terpaksa menurunkan harga. Bagaimanapun peternak tetap harus menjual stok ayamnya. Daripada mereka menjaga stoknya di kandang tapi harus memberi makan terus,” jelasnya.

Menurutnya, kondisi ini dialami semua peternak ayam di Indonesia. Di Jawa Tengah, populasi ayam mencapai 40 juta ekor. Dengan asumsi kerugian tiap ekor Rp 4.000, total kerugian peternak di Jawa Tengah mencapai Rp160 miliar.

”Saya sejak bulan Januari punya 60 ribu ekor setiap lepas kandang. Berarti kerugian yang ditanggung tiap lepas kandang mencapai Rp 240 juta,” ucapnya.

513