Home Ekonomi Perang Dagang Ganggu Reformasi Struktural Pemerintah

Perang Dagang Ganggu Reformasi Struktural Pemerintah

Jakarta, Gatra.com - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir mengungkapkan, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate dapat mendorong konsumsi domestik. Sehingga, pertumbuhan di kisaran 5% dapat terjaga. 

"Dengan penurunan BI rate maka domestic demand didorong. Sehingga ekonomi Indonesia masih bisa tetap tumbuh 5%," kata Iskandar kepada Gatra.com di Jakarta, Selasa (10/9). 

Meski begitu,adanya perang dagang antara Cina dan Amerika Serikat (AS) menyebabkan pertumbuhan global turun. Imbasnya reformasi struktural yang dilakukan Pemerintah agak terganggu. 

Kabar baiknya, cadangan devisa Bank Indonesia (BI) sebesar US$126 miliar lebih pada akhir Agustus cukup untuk membiayai 7,3 bulan impor atau setara 7,1 bulan pembayaran hutang jatuh tempo. Padahal, standarnya pada umumnya hanya 3 bulan impor.  

Lebih lanjut, Iskandar mengatakan, IHSG tidak melemah, namun relatif stabil naik turunnya. Sehingga jika dihitung rata-ratanya pada bulan ini tidak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya. 

"Fiskal kita sangat prudent. Berdasarkan UU Fiskal, defisit tidak boleh lebih dari 3%. Dalam realita, defisit Indonesia bahkan di bawah 2%. Ya stick pada fiscal rule saja sebagaimana dilakukan pemerintah selama ini," pungkas dia.

252