Sragen, Gatra.com - Sebanyak 31 mantan peserta ijtima ulama dunia di Gowa, Sulawesi Selatan asal Kabupaten Sragen menunjukkan gejala terinfeksi virus setelah menjalani rapid test. Bupati Sragen Kusdinar Yuni Untung Sukomati mengatakan, rapid test wajib dijalani seluruh mantan peserta tabligh akbar tersebut. Sebab, dua orang dari klaster tersebut asal Bumi Sukowati telah terkonfirmasi positif terinfeksi Corona. Para peserta dari daerah lain juga mengalami hal serupa.

“Ada 130 orang dari klaster itu asal Sragen. Semua harus menjalani rapid test. Hingga Kamis (23/4) sudah ada 100 orang yang mengikuti rapid tes di Dinas Kesehatan. Dari jumlah itu, 31 diantaranya reaktif,” katanya kepada wartawan di Sragen, Kamis sore (24/4).

Hasil reaktif pada rapid test menandakan bahwa orang yang diperiksa pernah terinfeksi virus Corona karena itu tubuhnya membentuk antibodi. Meski begitu, orang yang sudah terinfeksi virus Corona dan memiliki virus ini di dalam tubuhnya bisa saja mendapatkan hasil rapid test yang non reaktif karena tubuhnya belum membentuk antibodi terhadap virus Corona.

Rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah. Ia memastikan hasilnya akurat. Meski tutuhnya terbukti terinfeksi virus, bukan serta merta divonis terpapar Covid-19. DKK masih mengujinya dengan pengambilan sampel lendir di tenggorokan atau swab.

Selama hasilnya belum keluar, ia meminta seluruh partisipan rapid test agar mengisolasi diri di rumah selama 14 hari. Itu untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan corona. Yuni, sapaan akrabnya, menyatakan 31 orang yang reaktif rapid test tersebut nantinya akan dikarantina di masjid milik kelompok mereka sembari menunggu pengambilan swab dan hasil labnya.

Dia berharap warga Sragen dari klaster Gowa yang hasil rapid test negatif juga bisa melaksanakan karantina mandiri di rumah. Hal itu supaya Pemkab segera bisa mengambil langkah kebijakan pencegahan dan pemetaan selanjutnya.