Home Teknologi Cara Baru Influencer Ambil Peluang di Pasar Media Sosial

Cara Baru Influencer Ambil Peluang di Pasar Media Sosial

Jakarta, Gatra.com - Tingginya penggunaan media sosial justru menjadi pasar yang menjanjikan untuk para pemberi pengaruh atau yang santer disebut influencer, mulai dari selebriti Instagram (selebgram), selebriti Twitter (selebtwit) hingga YouTuber. Dengan modal unggahan foto atau konten yang bagus dan kekinian, pemilik akun bisa mendapatkan banyak pengikut atau followers.

Follower itulah modal para influencer mendapatkan peluang rezeki baru. Peluang itu tercipta saat pelaku industri membutuhkan perantara untuk memasarkan produknya. Industri memanfaatkan ketenaran para influencer dari jumlah pengikutnya.

Bagi pelaku industri, peran influencer dinilai lebih mudah untuk menyampaikan pesan ketimbang mendapatkan informasi di media konvensional seperti televisi hingga portal berita. Apalagi, jika interaksi yang dibangun antara influencer dengan para pengikutnya sangat baik.

PT Hiip Inovasi Indonesia melihat simbiosis mutualisme antara keduanya. Bekerja sama dengan BP Network, perusahaan lokal marketing blogger dan influencer, keduanya merilis aplikasi yang menghubungkan antara perusahaan dan influencer, yakni Hiip.

Hiip memang baru berdiri di Indonesia. Namun sebelumnya perusahaan yang berasal dari Singapura ini juga sudah bercokol di Vietnam dan Thailand. Perusahaan ini sudah menghubungkan 500 brand dan berkolaborasi dengan 6 ribu influencer.

CEO Hiip Asia, Phi Nguyen menjelaskan aplikasi ini disokong oleh 2 teknologi, yakni big data dan artificial intelligence (AI). Aplikasi Hiip memungkinkan data diri hingga jumlah pengikut influencer tertampung di big data.

Sementara itu, untuk AI, Hiip menggunakan computer vision atau NLP untuk memahami standar para pengikut hingga algoritma yang mencocokkan antara brand dan latar influencer. Dari situ, baik brand maupun influencer akan menemukan jenis produk yang tepat untuk dikampanyekan.

Aplikasi ini didukung oleh perangkat lunak (software) yang mampu membuat program branding, seleksi brand atau produk, manajemen jadwal dan alur keuangan hingga merilis laporan akhir.

Pendiri dan CEO BP Network, Shintaries Nijerinda, menjelaskan cara mainnya. Lewat aplikasi ini, influencer tak perlu repot mencari pekerjaan yang cocok untuk dirinya. Mereka hanya perlu registrasi dengan memasukkan data, lalu biarkan Hiip bekerja.

"Aplikasi ini akan menganalisis data diri dan pengikut influencer. Hal ini dimaksudkan untuk melihat interest (kesenangan) mereka, para pengikut, itu apa. Selanjutnya, data itu bisa dipakai untuk memberi rekomendasi kepada brand," ujar Shinta dalam konferensi pers di The Dutc, Jakarta, Kamis (25/4).

Yang membedakan aplikasi ini dengan cara lain adalah, Hiip memungkinkan pencarian dilakukan oleh brand dalam satu detik dengan banyak pilihan influencer. Hal ini tentu memudahkan pelaku industri, ketimbang menghubunginya satu-satu melalui profil akun mereka.

"Satu detik sudah menampilkan banyak influencer. 100, 200, hingga 1.000. Jadi daripada membuang-buang waktu menghubungi satu-satu dan menunggu balasan," papar Shinta.

Poin yang "diawasi" Hiip dalam menyalurkan influencer ke perusahaan adalah interaksi di media sosial, keefektifan hingga respon positif atau negatif akunnya. Semua masuk dalam satu laporan yang komprehensif.

Sedangkan untuk kategori influencer-nya, Shinta menjelaskan pihaknya menyasar mikro influencer dengan minimal 2 ribu pengikut dan berusia di atas 17 tahun. "Jika (usia) di bawah itu, harus dengan bimbingan orang tuanya. Jadi yang mendaftarkan orang tuanya," jelasnya.

1101