Home Ekonomi Kehilangan Bolt, First Media Rugi Besar

Kehilangan Bolt, First Media Rugi Besar

Jakarta, Gatra.com - PT First Media Tbk (IDX:KBLV) mengalami kerugian sebesar Rp4,1 triliun pada tutup buku 2018 ini, yang mana di tahun sebelumnya juga mengalami kerugian dengan besaran Rp 1,4 triliun.

Pendapatan perseroan pada tahun 2018 sebesar Rp901 miliar, mengalami penurunan sebesar 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terutama disebabkan anjloknya penjualan perangkat komunikasi dari Rp87 miliar di tahun 2017, menjadi Rp41 miliar di tahun 2018 atau turun sebesar 53%.

Presiden Direktur First Media, Harianda Noerlan menyampaikan bahwa tingginya angka kerugian disebabkan pemutusan izin layanan frekuensi 2,3Gh yang biasa dikenal dengan Bolt 4G LTE pada Desember 2018 oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Bolt 4G LTE dioperasikan oleh anak perusahaan KBLV, yaitu PT Internux. Kominfo mencabut izin setelah PT Internux tidak membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi.

Noerlan menerangkan bahwa hampir seluruh pendapatan KBLV berasal dari produk Bolt. Sehingga dengan diputusnya izin operasi oleh Kominfo ini sangat membuat kinerja persero menjadi anjlok. “Sekitar 80% pendapatan kita itu dari Bolt. Setelah diputus izin, maka dampaknya luar biasa bagi perseroan,” ujar nya pasca Rapat Umum Pemegang Saham KBLV.

Dia memproyeksikan bahwa kinerja perusahaan pada tahun ini masih akan merugi seperti tahun lalu. Walaupun begitu, dia menyatakan telah menyediakan strategi untuk menghadapi tantangan satu tahun ke depan.

“Kami masih punya peluru terakhir yaitu Link Net, penyediaan konten berita dan internet in-building. Bidang usaha ini masih stabil. Jadi diharapkan usaha ini bisa memberikan pendapatan operasional yang positif,” ujarnya.

Untuk dana belanja modal sendiri (capex), KBLV hanya merogoh kocek sebesar Rp8,7 miliar yang mana akan dialokasikan untuk anak perusahaan layanan in-building solution.