Jakarta, Gatra.com – Capres-Cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno menginstruksikan kepada seluruh relawan kesehatan untuk turun mendampingi relawan yang mengawal penghitungan suara di lapangan.

"Kecurangan-kecurangan sudah ada yang menangani, tapi yang belum tertangani tentang jatuhnya para korban dan wafatnya KPPS (Ketua Panitia Pemungutan Suara) dan jumlahnya sudah terlalu banyak," kata Sandiaga di sela-sela "Doa Bersama dan Koordinasi Jaga Pengawalan C1 Relawan Kesehatan Prabowo-Sandi" di 18 Office, Jakarta, Minggu (28/4).

Menurut Sandi, upaya pengawalan ini dilakukan untuk memastikan tidak ada lagi korban yang jatuh sakit dan wafat selama proses pemilihan umum, mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga nasional.

"Kami sangat prihatin terhadap jatuhnya banyak korban wafat dari proses pemilu kemarin ini dan turut berduka cita kepada keluarga yang ditinggalkan," ujar Sandiaga. 
Ia berharap para pejuang demokrasi tersebut wafat husnul khatimah.

Sandiaga menjelaskan bahwa relawannya terdiri dari Forum sahabat Medika dan Forum Kesehatan Indonesia Raya (Kesira), Padi Medika, Jas Padi, dan Medika GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa).

Sandiaga mengaku pihaknya mendapat bantuan dana Rp8,3 juta dari relawan. Uang tersebut digunakan untuk logistik makanan dan air bagi para relawan, baik melalui dapur umum maupun disalurkan
secara langsung. 

"Jangan sampai (relawan) dehidrasi, kekurangan cairan, sehingga mengakibatkan kelelahan dan jatuh sakit yang berujung fatal," ujarnya.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Kesira, Dokter Benny Octavianus mengungkapkan bahwa timnya terdiri dari dokter umum, dokter spesialis, perawat, bidan, dan apoteker. Bahkan, dalam Forsamed pasien juga diikutsertakan.

Benny menyayangkan peningkatan korban penyelenggara pemilu yang meninggal sudah lebih 144 orang pada 24 April dan menjadi 235 pada 25 April. 
"Ini boleh dibilang kejadian luar biasa," ujarnya.