Home Ekonomi May Day di Medan: Ada Turun ke Jalan dan Joget-Joget

May Day di Medan: Ada Turun ke Jalan dan Joget-Joget

Medan, Gatra.com - Serikat atau organisasi buruh yang ada di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tidak sepaham dalam memperingati hari buruh internasional atau yang kerap disebut May Day.

Di mana, ada 22 organsiasi buruh di Sumut merayakan dengan mengikuti bazaar kuliner dan berbagai perlombaan, joget-joget, serta hiburan di Lapangan Merdeka Medan. Sementara massa dari organisasi buruh lainnya melakukan May Day dengan long march di jalan-jalan protokol, hingga berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut.

Di Lapangan Merdeka, kegiatan May Day diawali dengan pemotongan nasi tumpeng oleh Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin; Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto; serta Pangdam Bukit Barisan Mayor Jenderal M Sabrar Fadhilah.

Baca Juga: Sebanyak 3000 Buruh di Tangerang Bergerak ke Jakarta

Ketua DPS Serikat Pekerja Nasional (SPN) Sumut, Anggiat Pasaribu menuturkan sejak dahulu tuntutan para buruh tetaplah sama yakni menghapus outsourcing dan meminta direvisinya sejumlah aturan.

"Kita berharap sesegera mungkin pemerintah mau menghapus itu. Kalau perjuangannya itu lah memang perjuangan buruh berulang-ulang, bertahun-tahun," ujarnya di Lapangan Merdeka, Medan, Rabu (1/5).

Kapolda Agus mengucapkan selamat atas perayaan May Day ini. Dia berharap apa yang dicita-citakan para buruh bisa tercapai. “Mungkin nanti ada kerja sama pekerja dengan pengusaha dengan pemerintah juga pekerja dengan aparat keamanan. Mudah-mudahan apa yang [kita] cita-citakan bersama, mudah-mudahan kita bisa menjalani sisa hidup kita menjadi insan-insan sejahtera dan merdeka," kata jenderal bintang 2 itu.

Baca Juga: Peringati May Day, Buruh di Medan Gelar Aksi Beragam

Berbeda dengan perayaan Hari Buruh di Lapangan Merdeka yang penuh sukacita, ratusan massa dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Sumatera Utara berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut. Tak ada sama sekali panggung hiburan. Bagi mereka, May Day merupakan panggung yang tepat untuk menyampaikan bagaimana ketidaksejahteraan kaum buruh yang kerap diabaikan pemerintah .

"Kegiatan yang dilakukan pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota, setiap peringatan May Day Internasional dengan membuat acara musik seperti meninabobokan buruh," ujar Ketua FSPMI Sumut, Willy Agus Utomo saat aksi.

Willy mengatakan sejarah May Day dipenuhi dengan air mata dan darah dari para buruh yang memperjuangkan haknya pada tragedi Haymarket di Chicago, AS yang menewaskan para buruh yang berunjuk rasa kala itu.

"Analogi May Day seperti itu ibarat ayahmu meninggal baru 40 hari Tahlilan. Istri atau kerabat kita bilang jangan tahlilan. Bagaimana perasaan kawan-kawan. Sakit kan?," ucapnya retoris.

 

Reporter: Putra TJ

 

 

993