Home Milenial Bulog Pastikan Stok Beras dan Gula di Kaltim-Kaltara Aman hingga Lebaran

Bulog Pastikan Stok Beras dan Gula di Kaltim-Kaltara Aman hingga Lebaran

Balikpapan, Gatra.com - Badan Urusan Logistik (Bulog) memastikan stok beras dan gula untuk wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara) aman saat bulan Ramadan hingga lebaran Idul Fitri, Juni mendatang.

Kepala Bulog Divisi Regional Kaltim-Kaltara (Kaltimra) Arwakhudin Widiarso mengatakan, stok beras di gudang Bulog Kaltimra yang berlokasi di Jalan Mayjen Sutoyo, Balikpapan berjumlah 17 ribu ton. Jumlah stok tersebut, bisa bertahan sampai lebaran, bahkan cukup sampai 6 bulan kedepan.

"Beras kita, bisa bertahan sampai 6 bulan. Posisi kita sampai hari ini masih terus melakukan pembelian untuk wilayah Kaltim di sentra produksi di Babulu, PPU (Penajam Paser Utara)," katanya, Senin (6/5).

Stok beras yang disimpan di gudang Bulog tersebut, merupakan beras tipe medium. Terdiri dari beras lokal dan impor.

"Stok kita ada yang dari impor dan lokal. Tapi kita tetap mengutamakan lokal. Jadi impor hanya untuk cadangan saja. Kita lebih mengedepankan produksi dalam negeri khususnya dari Babulu, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan," ujarnya.

Adapun beras impor di gudang Bulog tersebut berasal dari Pakistan, Thailand dan Vietnam. Perbandingan antara beras lokal dan impor di gudang yang berlokasi di Balikpapan adalah 50:50.

"Tapi beras lokal yang rutin kita keluarkan. Karena sesuai aturan, beras impor kan untuk jaga-jaga saja," lanjutnya.

Sementara untuk gula, stok yang dimiliki Bulog Kaltimra masih seribu ton. Bisa bertahan sampai lebaran. 

"Kalau gula, kita berusaha untuk amankan sampai lebaran. Karena habis lebaran itu pabrik gula baru mulai giling lagi. Jadi, nanti kita akan lakukan pengadaan lagi," katanya.

Bulog Divisi Regional Kaltimra juga aktif dalam melakukan operasi pasar maupun pemantauan di pasar guna menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan.

Di bulan Ramadan, kata Widi, konsumsi beras dan gula di pasaran cenderung stabil. Memang, ada sedikit euforia di awal bulan Ramadan. Namun secara umum, konsumsi biasanya stabil.

"Kebutuhannya sebenarnya sama saja. Malah seharusnya berkurang. Kan yang biasanya makan tiga kali sehari di bulan Ramadan jadi dua kali sehari kan. Hanya saja euforia masyarakat. Nanti setelah masuk Ramadan baru kembali lagi. Biasanya cenderung stabil," katanya.

1407