Jakarta, Gatra.com - Harga bawang putih mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan di Jakarta. Berdasarkan penelusuran di laman Info Pangan Jakarta, harga termahal berada di Pasar Johar Baru dengan besaran Rp100 ribu per kilo. Sementara termurah di Pasar Baru Metro Atom, yakni Rp40 ribu per kilo.
Rata-rata harga bawang putih di pasar Jakarta mencapai lebih dari Rp64 ribu per kilo. Tingginya harga komoditas tersebut membuat pemerintah melakukan operasi pasar di Jakarta.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan operasi pasar di Perumda Pasar Jaya (PD Pasar Jaya). Dari hasil operasi, harga bawang putih bisa ditekan mencapai Rp22-25 ribu meski angka tersebut dikabarkan belum sampai tahap pengecer. Upaya itu juga belum sepenuhnya stabil mengingat kebutuhan bawang putih masih tinggi dan pasokannya belum seluruhnya terpenuhi.
Selain operasi pasar, pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta (DKPKP) membuka bazar di beberapa tempat. Kepala DKPKP, Darjamuni menyebut selama Ramadan ini pihaknya menargetkan 14 bazar bahan pangan murah di Jakarta.
"Selama Ramadan kali ini hanya 14 kali, kemarin sudah dua di Gunung Sahari selama dua hari, terus ini dibagi lagi wilayah, saya nggak hafal jadwalnya. Sisa tinggal 12 lagi. Tapi, nanti tanggal 24, 25 (Mei) akan (diselenggarakan) di kantor kami lagi," ujar Darjamuni saat ditemui di Balaikota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (6/5).
Darjamuni menambahkan, bazar tak hanya dilakukan oleh pihaknya, namun juga beberapa Unit Kecil Menengah (UKM) dan PD Pasar Jaya. Angka yang ditekan melalui bazaar ini, lanjutnya, bisa mencapai 50%.
"(Bazar) kami hampir 50%. Harga Rp40 ribuan. Tapi katanya sekarang sudah naik lagi sampai Rp60 ribuan," papar Darjamuni.
Pada prinsipnya, gencarnya pemerintah melakukan operasi pasar dan bazar tak ingin mematikan usaha para pedagang. Darjamuni menegaskan upaya ini hanya untuk menstabilkan harga bawang putih, komoditas yang paling mahal dibandingkan bahan pangan lainnya saat ini.
"Tapi mematikan pedagang kan juga enggak boleh gitu ya, masyarakat harus perhatikan pedagang juga. Kalau kita anjlokan (turunkan drastis harganya) juga ya, kasihan dia enggak laku, dia kan sudah beli," kata Darjamuni.
