Home Gaya Hidup I Wayan Kastawan Optimis Danau Toba Masuk Unesco

I Wayan Kastawan Optimis Danau Toba Masuk Unesco

Medan, Gatra.com -Ketua Tim Ahli Batur Global Geopark, Dr Eng I Wayan Kastawan optimis Geopark Kaldera Toba (GKT) masuk menjadi bagian dari Unesco Global Geopark (UGG). Rasa optimis tersebut disampaikan Wayan kepada wartawan saat acara Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Medan, Minggu (12/5).

Akademisi asal pula dewata tersebut mengatakan perubahan yang terjadi di Kawasan Danau Toba (KDT) menunjukkan kebaikan. Perubahan tersebut meliputi pembenahan berbagai hal yang dibutuhkan untuk menjadi bagian dari UGG. Meskipun beberapa kali pernah di tolak menjadi bagian dari UGG, namun pembenahan yang dilakukan sudah dapat di paparkan sebagai langkah pelestarian warisan dunia.

Saat ini ditangguhkan dengan beberapa rekomendasi. Salah satunya adalah pembuatan rencana induk. Jika secepatnya diselesaikan lebih baik. Karena nanti pertemuannya di awal September di geopark Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Dan kita optimis Danau Toba menjadi bagian dari UGG,” katanya.

Wayan mengatakan bahwa rencana induk tersebut adalah kewajiban. Di UGG sendiri perencanaan mendapat posisi penilaian 25%. Rencana induk itu berisi rencana dan rancangan. Dalam rencana tersebut menampilkan bagaimana pengembangan GKT. Pengembangan jangka pendek, jangan menengah dan jangka panjang. Didalamnya berisi program aksi di masing-masing geosite.

Menurut dosen jurusan Aristektur di Fakutas Teknis, Universitas Udayana tersebut ada empat aspek yang harus diperhatikan. Diantaranya keunikan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Bahkan satu satunya di dunia. Yang kedua cara memandang geopark, baik dipandang dari dalam dan luar. Kemudian yang ketiga adalah manajemen atau tata kelola. Serta yang ke empat adalah jaringan. “Kita harus membangun sistem jaringan geopark. Misalnya geopark kaldera dan sejenisnya,” katanya.

Secara singkat Wayan mengatakan bahwa yang mendasar dari geopark adalah menjaga dan melesatrikan bumi. Selanjutnya mensejahterakan manusia atau masyarakat. Geopark atau taman bumi adalah pola pengembangan kawasan secara berkelanjutan. Memadukan secara serasi tiga keragaman, yakni geologi, hayati dan budaya.

Reporter : Baringin Lumban Gaol

1662