Washington D.C, Gatra.com - Kebuntuan yang muncul dalam negosiasi perdagangan AS-Cina mencerminkan kerusakan pada kepercayaan dan perbedaan yang melebar yang tidak mungkin diselesaikan segera.

Presiden Donald Trump pada hari Senin (13/5) lagi-lagi menuduh Cina mundur dari kesepakatan yang mulai terbentuk dengan para pejabat AS, dengan mengatakan Beijing mengingkari perjanjian untuk mengabadikan berbagai reformasi dalam hukum Cina.

"Saya katakan secara terbuka kepada Presiden Xi & semua teman saya di Cina bahwa Cina akan sangat tersakiti jika Anda tidak membuat kesepakatan karena perusahaan AS akan dipaksa meninggalkan Cina untuk negara lain," cuit Trump di Twitter.

Baik AS dan Tiongkok telah berusaha untuk memproyeksikan hubungan yang adem ayem sejak putaran diskusi terakhir berakhir pada hari Jumat (10/5) dan mengatakan bahwa mereka berencana untuk melanjutkan negosiasi dengan harapan menghindari kejatuhan di pasar dan kerusakan ekonomi yang lebih luas.

Tetapi drama itu menutupi perpecahan yang mendasar, dengan pejabat AS semakin yakin bahwa kelompok garis keras di Beijing memenangkan debat internal tentang reformasi Cina yang lebih mempersulit bisnis perusahaan AS di Cina.

Sementara itu, media pemerintah Cina menyalahkan AS atas kebuntuan berbicara tentang ketahanan ekonominya. Ketidakpastian yang sedang berlangsung ini berarti indikasi memberikan gejolak bagi pasar keuangan: saham-saham di Asia akan turun seiring dengan AS dan ekuitas berjangka Eropa.

Retorika garis keras Trump tentang Cina sebagian besar disemangati oleh politisi di Washington D.C Tetapi kekhawatiran yang besar adalab bahwa perang tarif yang meningkat dapat berakhir merugikan pertumbuhan ekonomi AS.

"Semakin lama kita terlibat dalam pertarungan tarif atau perang dagang, semakin besar peluang kita untuk memasuki resesi," kata Senator Republik, Rand Paul yang dilansir dari media ABC pada hari Minggu (12/5).

Sumber: http://time.com/5588137/trump-trade-war-china-talks/