Home Gaya Hidup Wahana Baru Taman Pintar Yogyakarta Ajarkan Peduli Lingkungan

Wahana Baru Taman Pintar Yogyakarta Ajarkan Peduli Lingkungan

Yogyakarta, Gatra.com-  Taman Pintar Kota Yogyakarta menghadirkan zona edukasi berwawasan lingkungan untuk pengunjung. Wahana baru ini adalah Zona Pengolahan Sampah Mandiri dalam program Taman Pintar Integrated Eco Management.

Zona Pengolahan Sampah Mandiri ini terletak di Dome Area Gedung Oval Taman Pintar dandiluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Senin (20/5).

"Bersama semangat Kebangkitan Nasional, kami ingin memprakarsai pengelolaan destinasi wisata berwawasan lingkungan," kata Kepala Bidang Taman Pintar Yogyakarta Afia Rosdiana di sela pembukaan.

Program Taman Pintar Integrated Eco Management berfokus pada tiga gerakan penting, yaitu konservasi air, konservasi energi listrik, dan pengolahan sampah mandiri.

Mengusung tagline ‘awareness, action, agent’, program di wahana ini diharapkan membangkitkan kesadaran masyarakat peduli lingkungan dan melakukan langkah nyata untuk mengurangi masalah lingkungan di sekitarnya.

Konservasi air bertujuan menghemat air bersih dan mengurangi penggunaan air tanah dengan meningkatkan kegunaan air bekas pakai.

"Sistem hybrid dan filter memungkinkan air bekas wudu untuk diubah menjadi air bersih dan digunakan kembali," lanjut Afia.

Adapun konservasi energi listrik dilakukan dengan edukasi menghemat penggunaan listrik di lingkungan internal Taman Pintar.

Sedangkan pengolahan sampah mandiri bertujuan mengedukasi masyarakat agar memilah sampah sebelum dibuang dan mengolah sesuai dengan jenisnya, seperti pengolahan sampah organik di Zona Pengolahan Sampah Mandiri.

"Ada empat lokasi edukasi cara mengelola sampah yang berlainan di Zona Pengolahan Sampah Mandiri yaitu biopori, komposter komunal, cacing, dan lalat tentara hitam atau Black Soldier Fly (BSF)," ujarnya lagi.

Afia melanjutkan zona ini dibangun sebagai lokasi pengolahan sampah organik milik Taman Pintar sekaligus wahana edukasi untuk pengunjung. Setiap metode pengolahan dilengkapi dengan papan informasi yang menjelaskan prosesnya.

Dalam sambutanya, Wakil Wali Kota Heroe Poerwadi sangat berharap wahana baru ini memberikan manfaat positif mulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga hingga masyarakat secara luas sebagai solusi masalah lingkungan.

"Terlebih lagi kasus penutupan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Piyungan beberapa waktu lalu menjadi pembelajaran bahwa masalah sampah di Kota Yogyakarta harus ditangani secara komunal dan melibatkan semua masyarakat," katanya.

Menurutny, pendidikan pengolahan sampah mandiri ini sangat penting, terlebih saat ini tempat pembuangan sampah di Kota Yogyakarta bisa dikatakan jauh dari ideal. Dengan kapasitas harian sampah mencapai 200 ton, keberadaan 400 bak sampah sangat belum mencukupi. Padahal idealnya terdapat 600 bak sampah.

Sebagai tindak lanjut pengelolaan sampah swadaya, mulai tahun depan Pemkot Yogyakarta menyediakan dua insenerator untuk masing-masing depo sampah.

"Saat ini baru dua kelurahan yang uji coba. Dengan insenerator ini, setiap depo akan bisa mengolah dan mengurangi jumlah sampah yang bisa dibuang ke TPS sebanyak 6-8 ton per hari," kata Heroe.

Dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, hampir 60 persen sampah yang dibuang masyarakat adalah sampah organik. Jika permasalahan sampah dapat diselesaikan secara swadaya, maka persoalan sampah di Kota Yogyakarta akan cepat tertangani.

 

 

 

 

601