Home Politik Imparsial Nilai Aksi Kerusuhan 22 Mei Makar yang Gagal

Imparsial Nilai Aksi Kerusuhan 22 Mei Makar yang Gagal

Jakarta, Gatra.com - Direktur Imparsial, Al Araf menyebut aksi kerusuhan yang terjadi pada 22 Mei 2019 merupakan upaya aksi makar yang gagal. Menurutnya seseorang yang mendesain kerusuhan tidak mampu mempengaruhi massa.

Al Araf menyebut “Sang Dalang” yang belum diketahui sosoknya seakan ingin menunggangi massa seperti kerusuhan 1998. Namun rencana gagal karena kurangnya satu syarat yang tidak terpenuhi seperti peristiwa 1998.

"Ya suatu upaya yang gagal karena membaca kondisi objektif tidak utuh. Ada satu syarat yang enggak terpenuhi, yakni krisis ekonomi," tegasnya.

Direktur Imparsial tersebut menyebut terdapat perbedaan antara massa 2019 dengan massa 1998 . Massa saat ini sulit untuk terprovokasi.

"Sebenarnya proses amuk itu menurut saya gagal karena lintasnya (krisis ekonomi), ekonomi Indonesia stabil, sehingga upaya mancing massa enggak dapat. Masyarakat juga enggak mau terpancing. Beda sama 1998," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid mengatakan peristiwa 22 Mei ini diduga ada yang mendesain. Ada fase dimana masyarakat terpecah dalam kerusuhan ini. Ia menduga selama 17 April hingga 21 Mei, masyarakat telah terbagi menjadi dua kubu dalam menanggapi beragam isu.

"Polarisasi politik setelah 8 bulan kampanye ampai 17 April itu ujaran kebencian penuh. Ini saya sebut fase polarisasi. Dalam kasus Indonesia, itu mendelegitimasi dalam momen 17 April ada beberapa pola, yaitu pertama tuduhan kecurangan (pemilu), kedua tuduhan terhadap quick count, tiga petugas KPPS dibunuh, keempat mobilisasi massa ditambah hate speech pada 17 April sampai 22 Mei," jelasnya.

188