Home Ekonomi Fantastis! Lebaran, Harga Cabai Merah di Sibolga Tembus Rp120 Ribu per Kilo

Fantastis! Lebaran, Harga Cabai Merah di Sibolga Tembus Rp120 Ribu per Kilo

Sibolga, Gatra.com - Harga cabai merah di pasar tradisional di Kota Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), pada Lebaran 1440H tahun 2019, mengalami kenaikan cukup signifikan. Jika sebelumnya harga normal dipasaran daerah hanya berkisar Rp40.000/kg, kini menembus Rp120.000/kg.
 
Salah seorang Ibu Rumah Tangga (IRT), Rosliana (44), mengaku terkejut dengan tingginya harga jual eceran cabai merah dipasaran Kota Sibolga di suasana Lebaran ini. Dia benar-benar tidak menduga harga cabai merah bisa begitu tinggi, tanpa terkendali. 
 
"Benar-benar, saya terkejut ketika berbelanja cabai merah di pasar tadi. Kok bisa harganya Rp120.000/kg dari harga sebelumnya Rp40.000/kg," ketusnya, Sabtu (8/6).
 
Demikian juga dengan harga bahan pokok lainnya, seperti Tomat, Bawang dan lainnya, juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 
 
"Bawang dan Tomat juga mahal. Betul-betul harga bahan pokok tidak terkendali pada suasana Lebaran ini," kata dia. 
 
IRT lainnya, Sereida boru Simatupang (50), juga terkejut dengan tingginya harga cabai merah sekarang ini. Namun Ibu satu orang cucu ini mengaku sudah mengetahuinya dari awal. 
 
"Karena di kampung kami, yang menjadi salah satu sentra produksi cabai merah di Sumut, yakni Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), harganya sebelum Lebaran sudah mencapai Rp80.000/kg," sebutnya. 
 
Namun dia kurang mengetahui, kenapa harga cabai merah di sentra produksi di kampungnya tersebut bisa begitu tinggi. Sehingga harga jual eceran dipasar-pasar di daerah lain menjadi tinggi. 
 
"Itu saya kurang tahu persis. Tapi kabarnya  sedikit yang manen disana," sebutnya. 
 
Salah seorang pedagang cabai merah di pasae tradisionil Sibolga Nauli, H Sinaga (43), membenarkan tingginya harga jual cabai merah di suasana Lebaran ini. Menurutnya para pedagang terpaksa  menaikkan harga jual cabai merah, karena harga beli dari pemasok cabai naik, sementara jumlah pasokannya menurun.
 
"Sehingga mau tak mau, kita terpaksa menaikan harganya,"  ujar Sinaga. 
 
 
Reporter : Jonny Simatupang
Editor: Wem Fernandez