Home Teknologi Telegram Diretas, CEO: Serangan Berasal dari Cina

Telegram Diretas, CEO: Serangan Berasal dari Cina

Washington, Gatra.com - Layanan berkirim pesan (Chatting) Telegram mengalami serangan siber besar. CEO Telegram, Pavel Durov menduga serangan tersebut berasal dari Cina. Ia mengaitkan peretasan itu dengan kerusuhan yang terjadi di Hong Kong beberapa hari terakhir.
 
Seperti dilansir dari AFP, banyak pengunjuk rasa di Hong Kong menggunakan Telegram berkoordinasi. Hal itu dilakukan demonstran guna menghindari pengawasan dari Cina.  Para demonstran yang turun ke jalan menuntut pembatalan RUU Ekstradisi. RUU kontoversial tersebut berpotensi mengukuhkan Cina untuk campur tangan urusan dalam negeri Hong Kong.
 
Telegram pada Rabu (12/6) malam  mengumumkan bahwa pihaknya mendapat serangan Denial of Service (DDoS).  Akibatnya, banyak pengguna Telegram, terutama di Hong Kong kesulitan mengakses aplikasi perpesanan tersebut. Pavel Durov mengatakan serangan tersebut sebagian besar datang dari Cina.
 
"Secara historis, semua DDoS berukuran aktor negara (200-400 Gb) yang kita alami bertepatan dengan protes di Hong Kong," kata Durov di Twitter. Ketika AFP meminta klarifikasi Kementerian luar negeri dan administrasi dunia maya Cina, mereka enggan berkomentar.
 
Telegram memang menjadi pilihan karena memungkinkan pengguna untuk bertukar pesan teks terenkripsi, suara, foto, dan video, serta grup sebanyak 200 ribu orang. Telegram mengumumkan tahun lalu bahwa mereka memiliki 200 juta pengguna aktif di dunia.
229