Home Gaya Hidup Tiket Pendakian Gunung Slamet Bakal Naik

Tiket Pendakian Gunung Slamet Bakal Naik

Purbalingga, Gatra.com - Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur bakal menaikkan tiket masuk pendakian Gunung Slamet via Pos Bambangan Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Perubahan harga tiket ini diterapkan seusai serah terima pengelolaan jalur pendakian dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga.

Manajer Bisnis Perum Perhutani KPH Banyumas Timur, Sugito, mengatakan, harga tiket diperkirakan naik menjadi Rp25.000. Tiket ini sudah termasuk asuransi pendaki serta biaya untuk kas Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Argo Waluyo Desa Kutabawa dan KPH Banyumas Timur sebagai pengelola, Tim SAR, serta kebersihan dan keamanan lingkungan. Perubahan harga tiket pendaki dan pengelolaan pos pendakian ini masih dibahas bersama Pemerintah Desa Kutabawa serta kelompok masyarakat.

"Rencananya Rp25.000. Masih kami bahas dengan elemen masyarakat dan desa. Tapi pasti ada kenaikan. Sebab, pada praktiknya selama ini pendaki yang masuk melalui Pos Bambangan dikenai tiket Rp20.000. Rp10.000 tiket dari Pemkab Purbalingga dan Rp10.000 untuk Pemdes Kutabawa," katanya di Purbalingga, Jumat (14/6).

Sugito mengatakan, perubahan pengelolaan dan harga tiket ini bertujuan untuk menertibkan administrasi. Pasalnya, selama ini banyak pendaki yang mengeluhkan tiket yang ditarik hingga dua kali. Dia meyakini, kenaikan harga tiket ini tidak akan berdampak pada tingkat kunjungan.

Diharapkan, kenaikan tiket  dapat meningkatkan pelayanan kepada wisatawan. Terutama bagi pendaki yang membutuhkan bantuan kesehatan. "Kalau ada apa-apa, kami juga yang dikomplain. Seperti baru-baru ini sempat ada pendaki yang keseleo, kami yang harus evakuasi dan membutuhkan pengobatan. Termasuk juga perawatan jalur, vegetasi hingga pembersihan sampah yang membutuhkan biaya tak sedikit," katanya.

Adapun jalur pendakian gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa ini dikenal memiliki pemandangan yang sangat indah. Vegetasi masih cukup terawat di sepanjang jalur menuju puncak setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut ini.

Pada catatan yang dimiliki Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, jumlah pendaki yang naik ke puncak Gunung Slamet mencapai 24.272 orang selama tahun 2018. Jalur ini sempat ditutup pada awal tahun 2019 guna melakukan pemulihan ekosistem di jalur pendakian.

Secara terpisah, Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, Prayitno, mengemukakan bahwa Pemerintah Kabupaten Purbalingga telah memutuskan untuk melepas pengelolaan pendakian Gunung Slamet jalur Bambangan kepada Perum Perhutani KPH Banyumas Timur. Pihaknya menolak dua skema kerja sama tiga unsur antara Perum Perhutani KPH Banyumas Timur, LMDH Argo Waluyo dan Pemkab Purbalingga.

"Kami tetap akan mengelola basecamp Pondok Pemuda sebagai aset Pemkab. Untuk serah terima pengelolaan dengan KPH Banyumas Timur belum dijadwalkan," katanya.

 

850