Home Gaya Hidup Puncak Marmer Merah Menoreh, Spot Menantang di Bukit Batu Langka Dunia

Puncak Marmer Merah Menoreh, Spot Menantang di Bukit Batu Langka Dunia

Magelang, Gatra.com - Puncak bukit dan Museum Alam Marmer Merah di Desa Ngargoretno, Salaman, Kabupaten Magelang menjadi objek wisata baru yang menawarkan potensi alam yang indah dan menantang, sekaligus spot foto yang menarik. Satu-satunya di Indonesia, cuma ada dua di dunia

Tangga batu itu seakan terbuat dari batu biasa. Namun saat digosok sedikit dengan air, terlihat serat kemerah-merahan. Bukan hanya anak tangga buatan itu, melainkan bukit yang dinaiki ini merupakan batuan marmer merah.

Bukit marmer merah disebut cuma ada dua di dunia. Satu di Italia, satu lagi bukit di Desa Ngargoretno ini yang jadi bagian rangkaian perbukitan Menoreh. Desa dengan kontur perbukitan ini berada 12 kilometer di barat daya Candi Borobudur.

Setelah menyusuri anak tangga, di satu kelokan dibangun sebuah panggung dengan meja dan kursi menjorok ke lembah bukit. Silakan tantang keberanian anda dengan duduk-duduk menikmati kepala muda yang disediakan di sana atau berpose selfie.

Di spot setinggi 500 meter di atas permukaan laut ini, wisatawan bisa berfoto dengan latar perbukitan Menoreh atau menanti panorama matahari tenggelam.

Baca Juga: Sensasi Kemah Mewah di Bukit Menoreh

Spot foto di bukit ini tengah dipercantik sebagai bagian museum alam khusus batu marmer satu-satunya di Indonesia yang dibuka sejak 2016.

“Kami arahnya konservasi mengingat di sini sudah 20 dari 70 hektar area bukit marmer yang sudah ditambang. Jadi kami mempertahankan marmer yang masih ada sebagai fondasi lereng Menoreh. Kalau dari wisata saja menghasilkan kenapa harus ditambang,” kata pengelola wisata setempat, Soim, 36 tahun, kepada Gatra.com, Kamis (13/6).

Puncak bukit tengah dikerjakan sebagai taman rekreasi ala zaman prasejarah seperti dengan membuat patung dinosaurus dan ornamen ala cerita jaman batu Flinstones.

Selain wisata jelajah alam, enam dusun di desa dengan penduduk sekitar 3800 jiwa itu juga dikembangkan sesuai potensi budayanya.

Antara lain peternakan kambing ettawa yang menghasilkan susu dengan khasiat kesehatan. Wisatawan diajak merawat dan memerah kambing hingga mencicipi susunya.

Ada pula budidaya dan produksi gula semut dan kopi dengan brand kopi liar dan kopi menoreh. Pengunjung bisa ikut melihat proses produksi hingga menikmati produk jadi dan membawanya pulang sebagai oleh-oleh.

Baca Juga: Menikmati Senja di Bendungan Kamijoro, Infrastruktur Irigasi yang Instagenic

Di dusun lain, tamu diajak berpetualang dan outbond, menikmati pertunjukan seni, dolanan anak, hingga belajar bahasa Jawa. Paket wisata ini ditawarkan mulai Rp10 ribu hingga Rp150 ribu per orang.

“Kebanyakan memang masih tamu lokal seperti dari Magelang dan Yogyakarta, juga dari sekolah-sekolah,” ujarnya.

Wisata Desa Ngargoretno dikembangkan secara bertahap dengan memanfaatkan dana desa karena mayoritas dana desa masih teralokasi untuk perbaikan infrastruktur.

Saat ini, Soim terus mengembangkan sumber daya manusia desa untuk mendukung wisata di desa tersebut. Saat ini sekitar 200-an , terutama anak muda, terlibat mengelola potensi wisata Desa Ngargoretno.

“Untuk menyiapkan masyarakat yang tidak punya basic pariwisata sampai pede menerima tamu itu butuh satu tahun, kata dia.

3690