Home Gaya Hidup Menikmati Senja di Bendungan Kamijoro, Infrastruktur Irigasi yang Instagenic

Menikmati Senja di Bendungan Kamijoro, Infrastruktur Irigasi yang Instagenic

Bantul, Gatra.com - Bendungan Kamijoro di tepi Sungai Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bukan hanya menjadi sarana untuk irigasi di Bantul, tapi juga jadi tujuan wisata yang dipadati banyak pengunjung selama libur Lebaran.

Pada Senin (10/6) sore hingga Magrib, wisatawan masih memadati bendungan yang berada di perbatasan Kabupaten Bantul dan Kulonprogo, DIY ini.

Pengunjung tampak menikmati sensasi berjalan di jembatan atas Sungai Progo. Bukan hanya menikmati panorama dengan hamparan aliran air sungai dengan latar senja, melainkan juga mengabadikan pengalaman itu lewat foto-foto untuk diunggah di media sosial.

Jembatan sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter ini yang menghubungkan dua kabupaten di DIY ini istilahnya Instagenic, menarik untuk jadi latar foto di Instagram.

Baca Juga: Konservasi Penyu di Bantul, Dua Dekade Memulihkan Habitat

Di sisi barat jembatan, di Dusun Kaliwiru, Tuksono, Sentolo, Kulonprogo, dibangun sarana yang menarik: plaza dan shelter dengan desain cantik, taman bermain anak warna-warni, hingga panggung sekaligus tribun dengan latar abjad “Bendung Kamijoro” juga dalam versi aksara Jawa.

Area taman dan jembatan juga dilengkapi lampu panel surya. Menjelang malam hingga pagi, lampu akan menyala. Tiang lampu pun didesain khusus ala gaya Yogyakarta.

Hampir semua sudut tempat ini dipenuhi wisatawan. Sekadar jalan-jalan atau duduk sambil ngemil, momong anak, dan tentu saja foto-foto atau selfie. Apalagi area ini merupakan ruang publik yang tak dipungut biaya, kecuali biaya parkir yang dikelola warga setempat.

Baca Juga: Mengenang Jejak Swasembada Pangan RI di Museum Tani Bantul

Di luar taman, sejumlah lapak menjajakan produk lokal, seperti wayang kulit, kerajinan, dan mainan anak. Tak ketinggalan jajanan dan kuliner khas, seperti pecel dan gebleg, siap menemani pengunjung. Lapak-lapak ini juga dibuka di seberang timur jembatan di desa Dusun Plambongan, Triwidadi, Pajangan, Bantul.

"Sejak hari pertama Lebaran, setelah salat Id saja, sudah ada yang main ke sini.Kalau di hari biasa hanya satu-dua orang, Lebaran ini tidak pernah sepi dari pagi sampai sore," ujar Murwanti, 46 tahun, warga Dusun Plambongan, yang berjualan minuman di sisi timur bendungan.

Bendungan ini dibangun Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2016-2018. Dam ini untuk mengairi kawasan 2370 hektar dan sebagian untuk air minum melalui PDAM. Sebelum direhabilitasi, dam ini dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono VIII saat dalam kekuasaan Belanda, 1924.

Baca Juga: Ukulele dari Bantul Dipesan Hingga Rusia dan Hawai

Bendungan ini membantu mengalirkan air Sungai Progo ke sawah-sawah di sejumlah desa di Bantul. Namun sejak dipercantik, fungsinya tak hanya itu, melainkan juga menjadi ruang publik warga dan destinasi wisata.

"Tempatnya bagus apalagi gratis. Rencananya mau ngajak teman-teman saya untuk wisata ke sini dan berolahraga di sini," ujar Nurani, 57 tahun, pengunjung asal Semarang, Jawa Tengah.

Sayangnya sampah di lokasi ini belum dikelola secara baik. Tempat sampah terlihat penuh hingga sampah berceceran. Pengelola bendungan pun membolehkan sepeda motor melintasi jembatan. Padahal saat itu ramai wisatawan sehingga bisa membahayakan pejalan kaki terutama anak-anak.

 

1094