Home Ekonomi Aktivitas Pelelangan di TPI Pandanarang Cilacap Berhenti Total, Gelombang Tinggi sebagai Biang

Aktivitas Pelelangan di TPI Pandanarang Cilacap Berhenti Total, Gelombang Tinggi sebagai Biang

Cilacap, Gatra.com – Gelombang tinggi yang  hampir setiap  hari terjadi  di perairan selatan Jawa Tengah berimbas pada minimnya pasokan ikan. Para  nelayan tak bisa melaut. dan tempat pelelangan ikan (TPI) di Cilacap pun minim aktivitas. Hasil tangkapan nelayan begitu minim sehingga tak layak untuk lelang.

TPI Pandanarang, contohnya. Sejak Lebaran lalu, aktivitas pelelangan ikan di TPI  irt berhenti total. Nelayan pun menjual langsung kepada pengepul. “Vakum. Sudah sejak Lebaran. Soalnya sebagian besar nelayan tidak melaut,” kata Kepala TPI Padanarang, Tarmuji saat dihubungi Gatra.com, Senin (17/6).

Dia mengakui, hanya sebagian kecil nelayan yang tetap nekat melaut. Meskipun demikian, waktu melautnya pun terbatas. Mereka harus kembali ke daratan jika angin kencang berembus. “Kalau ada angin kencang pasti gelombang akan tinggi,” ujarnya.

Dia menjelaskan, normalnya nelayan melaut  selama 10 - 12 jam. Dengan perhitungan perjalanan dua jam, mereka memiliki waktu melaut tak lebih dari 10 jam per hari. Namun, kini, mereka hanya bisa melaut total sekitar delapan jam. “Waktunya tidak bisa dipastikan. Asal situasi sedang kondusif, segera berangkat. Begitu ada ombak tinggi langsung pulang,” katanya.

Selain pengaruh gelombang tinggi, minimnya ikan juga dipengaruhi oleh musim paceklik. Musim itu biasanya  berlangsung saat ini hingga Agustus-September. Pada September dan Oktober, biasanya nelayan perairan selatan Jawa sudah memasuki musim panen ikan, bersamaan dengan semakin kondusifnya perairan selatan. Saat itu, angin timur tak lagi sekencang saat ini.

“Kalau sekarang gelombang masih tinggi, empat meteran,” dia menerangkan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jawa Tengah hingga Yogyakarta. Gelombang setinggi 2,5 meter hingga empat meter berpotensi terjadi di perairan selatan dan Samudra Hindia.

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Deaz Achmad Rivai, menyebut kondisi itu terjadi secara menyeluruh, meliputi perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, hingga Yogyakarta. Di perairan ini, kecepatan angin bisa mencapai 25 knot dan menyebabkan ombak setinggi empat meter.

Dengan ketinggian gelombang mencapai empat meter, kapal besar seperti kargo atau kapal pesiar pun tak luput dari risiko karam. Terlebih, nelayan dengan perahu kecil. Karena itu, ia mengimbau  nelayan untuk tak melaut. “Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran,” ujarnya.

687