Home Internasional Pemukiman Prasejarah di Turki Menunjukkan Kesengsaraan Masyarakat Modern

Pemukiman Prasejarah di Turki Menunjukkan Kesengsaraan Masyarakat Modern

Washington DC, Gatra.com - Kepadatan, kekerasan, penyakit menular, dan degradasi lingkungan bukan hanya terjadi pada kota-kota mega modern, namun juga pada prasejarah sesuai temuan dari situs prasejarah di Turki tengah-selatan.

"Orang-orang mulai menghadapi masalah yang sama ketika pemukiman besar muncul akibat masyarakat pemburu-pengumpul yang nomaden berubah menjadi masyarakat yang bercocok tanam," kata para ilmuwan, Senin (17/6), menyampaikan hasil temuan dari situs prasejarah di Turki tengah-selatan.

Para peneliti memeriksa 742 kerangka manusia yang digali di reruntuhan prasejarah Catalhoyuk, yang dihuni dari 9.100-7.950 tahun yang lalu selama masa yang sangat penting dalam evolusi manusia, untuk mencari petunjuk mengenai kehidupan di salah satu pemukiman paling awal dalam catatan arkeologi. Pada puncaknya, 3.500-8.000 orang tinggal di sana, dengan para peneliti menyebutnya "Kota Proto."

Mereka menemukan para penduduk mengalami tingkat infeksi yang tinggi, seperti terlihat pada gigi dan tulang mereka. "Hal ini mungkin disebabkan oleh penyakit yang menyebar dalam kondisi padat di tengah tantangan untuk kebersihan yang layak," kata para peneliti kepada Reuters.

Banyak tengkorak memiliki tanda bekas patah tulang yang sudah pulih pada bagian atas atau belakang tempurung kepala, beberapa di antaranya dengan banyak luka. Hal ini menunjukkan adanya tindakan kekerasan antarorang.

Bentuk luka-luka ini diperkirakan timbul dari bola tanah liat keras yang ditemukan di Catalhoyuk yang diduga sebagai proyektil dari senjata sling.

"Pesan utama yang akan diambil orang dari temuan ini adalah bahwa perilaku kita saat ini memiliki akar yang mendalam dalam sejarah umat manusia," kata antropolog biologi Universitas Negeri Ohio ,Clark Spencer Larsen.

 ketua tim penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences tersebut.

“Orang-orang yang tinggal di komunitas ini menghadapi tantangan hidup yang mendasar: apa yang harus dimakan, siapa yang memproduksi makanan, bagaimana makanan didistribusikan, apa norma sosial untuk pembagian kerja, tantangan infeksi dan penyakit menular di pengaturan di mana ada sanitasi terbatas, strategi hubungan interpersonal yang melibatkan permusuhan dalam beberapa kasus," ujar Larsen yang juga ketua tim penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences, menambahkan.

Ketika dunia beralih dari Zaman Es ke iklim lebih hangat yang kondusif untuk domestikasi tanaman, ada pergeseran dari mencari makan ke pertanian mulai 10.000 hingga 12.000 tahun yang lalu di berbagai tempat.

Orang-orang menanam tanaman termasuk gandum, jelay, dan gandum hitam serta memelihara domba, kambing, dan sapi. Beberapa rumah membuat mural dinding, dan seni lainnya termasuk patung-patung batu binatang dan wanita gemuk.

Penduduk Catalhoyuk tinggal dalam struktur bata tanah seperji apartemen, masuk dan keluar melalui tangga yang menghubungkan ruang tamu rumah dengan atap. Setelah wafat, mereka dimakamkan di lubang galian bawah lantai rumah.

Catalhoyuk yang memiliki luas sekitar 13 hektare terus ditempati selama 1.150 tahun dan tampaknya merupakan komunitas yang sebagian besar egaliter.

"Kemungkinan, kota itu ditinggalkan akibat degradasi lingkungan yang disebabkan oleh membengkaknya populasi manusia dan iklim yang semakin kering, sehingga pengembangan pertanian di sana lebih sulit," kata para peneliti.

802