Home Gaya Hidup Bupati Tanjung Jabung Barat Cari Sekda yang Berintegritas dan Berkompetensi Tinggi

Bupati Tanjung Jabung Barat Cari Sekda yang Berintegritas dan Berkompetensi Tinggi

Tanjung Jabung Barat, Gatra.com - Sebanyak enam orang calon Sekretaris Daerah (Sekda), saat ini tengah mengikuti kegiatan assesment Managerial Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah di Jatinangor. Sejumlah nama pun mencuat sebagai kandidat kuat dalam seleksi tersebut.

Tiga nama yang diprediksi lolos tiga besar yaitu Encep Jarkasih, Agus Sanusi dan juga Yan Eri. Namun penentuan lolos tiga besar adalah berdasarkan dari hasil assesment.

Terkait calon sekda ini, Bupati Tanjung Jabung Barat, Safrial mengatakan, jabatan pimpinan tinggi merupakan jabatan strategis dalam mendukung birokrasi yang progresif, responsif dan partisipatif. Sekda nantinya harus bisa melaksanakan hal itu dalam menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan dan tugas pembangunan yang diembannya.

"Dalam menjalankan tugasnya, setiap pejabat pimpinan tinggi harus menjamin akuntabilitas jabatan, sesuai dengan jenjangnya masing-masing," ujarnya Kamis (20/6).

Untuk itu, kata Safrial proses seleksi jabatan sekda dilakukan secara terbuka dan objektif dengan berbasis sistem merit. Dengan begitu maka akan bisa menjaring pimpinan atau pejabat yang memiliki integritas, kompetensi dan mampu mengelola segala perbedaan budaya, latar belakang suku dan agama, serta kepentingan elemen bangsa.

"Untuk menghadapi permasalahan itu dan juga tantangan dinamika globalisasi maka diperlukan pemimpin yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi untuk menjalankan perannya," kata Safrial lagi.

Safrial juga menyebutkan, tantangan kedepan sangat dinamis dan penuh kompetensi. Sehingga pemerintah saat ini dihadapkan pada dinamika globalisasi yang terus tumbuh dengan pesat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi ruang yang tak terbatas dan menyentuh seluruh sendi kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu fungsi pemerintahan sebagai fungsi pelayanan pembangunan dan pemberdayaan harus mampu diemban dengan baik dan mengikuti dinamika yang terus berkembang.

"Kita harus melayani bukan dilayani, mari kita ubah mindset primordial menjadi pola pikir yang modern dan berkemajuan," ujarnya.

208