Home Ekonomi Perusahaan Jepang Dianggap Tanggung Jawab atas Energi Kotor di Indonesia

Perusahaan Jepang Dianggap Tanggung Jawab atas Energi Kotor di Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Koalisi Organisasi untuk Keadilan Energi mendesak beberapa perusahaan asal Jepang yang dianggap berkontribusi besar dalam investasi bahan bakar fosil, khususnya batu bara. Koalisi tersebut menyampaikan desakan dengan melakukan aksi protes. Koalisi ini berpandangan, penggunaan energi dari bahan bakar ini adalah sumber energi yang paling kotor.

"Kami kembali mendesak Marubeni Corporation, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan Mizuho untuk menghentikan investasi bahan bakar fosil karena industri di sektor ini telah menjadi bahaya bagi masyarakat," ungkap Kordinator Lapangan aksi tersebut, Muhammad Jamil ketika ditemui oleh Gatra.com di depan gedung Sinarmas Land Plaza Tower 2, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (21/6).

Jamil menyebutkan, salah satu alasan kuat lain mengapa pihaknya melakukan aksi ini adalah karena bertepatan dengan pertemuan internasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang rencananya diadakan pada tanggal 28-29 Juni 2019 di Osaka, Jepang. Menurut pihaknya, Jepang sebagai negara investor terbesar yang membiayai batu bara di Indonesia, bertanggung jawab atas masih maraknya penggunaan energi kotor di Indonesia.

"Saya ambil contoh dari kasus Kalimantan Utara, PT. Mitrabara Adiperdana waktu itu tanggulnya jebol dan merusak kehidupan di sana, membuat rumah warga tenggelam, PDAM pun waktu itu mati. Nah, perusahaan tersebut dibiayai oleh lembaga keuangan Jepang," ujarnyal.

Jamil menegaskan, seruan pihaknya di aksi ini adalah: apa sebenarnya manfaat Indonesia di G-20? Apa sesungguhnya yang dibawa pulang Indonesia? Jamil mengatakan, Indonesia di G-20 menjadi seperti objek untuk dieksploitasi oleh negara-negara besar.

"Karena Jepang yang selama ini mengampanyekan energi bersih malah menjadikan Indonesia sebagai 'toilet'-nya. Karena investasi energi kotornya dipindahkan semua ke Indonesia. Enggak ada ceritanya rakyat di dekat tambang batu bara hidupnya sejahtera," ucapnya.

Koalisi Organisasi untuk Keadilan Energi ini terdiri dari JATAM, KRuHA, Walhi, Greenpeace Indonesia, 350 Indonesia, YLBHI, KIARA, KNTI, IGJ, Auriga, dan AEER.

440