Home Kesehatan Suplemen Kesehatan Otak Ternyata Tidak Bermanfaat

Suplemen Kesehatan Otak Ternyata Tidak Bermanfaat

Washington D.C, Gatra.com - Studi baru di Amerika Serikat menemukan seperempat orang dewasa di atas usia 50 tahun rutin mengonsumsi suplemen makanan guna menjaga kesehatan otak. Namun, ternyata penelitian dari American Association of Retired Persons (AARP), menunjukkan  suplemen kesehatan otak tidak berpengaruh apa pun.

 Jumlah pengeluaran untuk suplemen kesehatan otak non-vitamin seperti mineral, campuran herbal, nurtraceuticals atau asam amino,  mencapai miliaran dolar. Sejumlah US$20 dan US$60 per bulan untuk manula.

"Suplemen demikian menjadi area yang menguntungkan bagi perusahaan. Seperti yang terlihat oleh sebagian besar orang yang mengonsumsi suplemen tersebut. Jumlah miliaran dolar yang dihabiskan negara untuk suplemen setiap tahun," ungkap seorang profesor neurologi, Steven DeKosky dari Universitas Florida, Amerika.

DeKosky menyebutkan beberapa suplemen memang ada yang bisa memberikan manfaat, seperti vitamin. Penelitian terakhir menunjukkan, apabila kita tidak mengikuti pola makan normal maka tidak perlu mengonsumsi suplemen, vitamin atau mineral tambahan. Namun dapat dikonsumsi apabila kekurangan B12 dan vitamin B6. Terutama bagi manula. Dokter akan menguji kadar B12 yang rendah. 

"Ada kabar tentang pentingnya antioksidan bagi otak. Antioksidan penting untuk kesehatan berkelanjutan dari sejumlah organ dalam tubuh, termasuk otak. Namun, sejumlah penelitian ilmiah tidak dapat menunjukkan bahwa antioksidan yang diberikan dalam bentuk pil meningkatkan atau melindungi ingatan dari penurunan usia atau penyakit otak," tambah DeKosky.

Menurut DeKosky, studi yang mengukur jumlah antioksidan yang terkandung dalam makanan, sebagaimana ditentukan dari "catatan harian makanan" dalam studi penelitian, menunjukkan bahwa kadar antioksidan yang tinggi dalam makanan memang membantu kesehatan otak dalam jangka panjang, sementara pemberian pil dengan antioksidan lebih banyak tidak memberikan efek signifikan.

"Para ilmuwan belum tahu mengapa ini terjadi. Bisa jadi kita manusia telah berevolusi untuk mendapatkan zat bermanfaat kita dalam makanan, bukan dalam obat, dan kemungkinan ada faktor kompleks lain yang mempengaruhi," tambahnya.

 

 

962