Washington, Gatra.com - Rencana Amerika Serikat (AS) dalam membangkitkan ekonomi di kawasan Palestina dan negara Timur Tengah semakin terlihat. Penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner, menjelaskan bahwa AS mengucurkan dana investasi ekonomi Timur Tengah senilai US$ 50 miliar dan berniat mendanai koridor transportasi sebesar US$ 5 miliar untuk menghubungkan wilayah Tepi Barat dan Gaza.
Pemerintah AS di bawah kepemimpinan Trump tak sendiri dalam menggarap proyek besar ini. Kushner berharap negara Teluk, raksasa ekonomi di Eropa dan Asia, bersama AS untuk berinvestasi dalam proyek tersebut.
"Seluruhnya adalah gagasan kami dan kami ingin semua (negara) mendukung. Kami juga akan berdiskusi untuk melihat siapa yang berpotensi dan akan ikut melakukan suatu hal dalam investasi ini," kata Kushner dilansir Reuters, Sabtu (22/6).
Kushner menjelaskan lebih dari setengah dana investasi US$ 50 miliar akan digunakan untuk Palestina yang kini mengalami kesulitan ekonomi selama lebih dari 10 tahun. Sementara sisanya akan digunakan untuk kawasan sekitar Mesir, Lebanon dan Yordania. AS juga berencana membangun sektor pariwisata di Palestina dengan menggelontorkan dana hampir satu miliar dolar dari investasi tersebut.
Negosiator Palestina Hanan Ashrawi, dikabarkan menolak proposal tersebut dan mengatakan bahwa hal itu hanya janji abstrak dan solusi "politik" untuk menyelesaikan konflik di Palestina.
Sementara beberapa negara Teluk Arab, termasuk Arab Saudi akan berpartisipasi dalam pertemuan yang dipimpin oleh AS di ibukota Bahrain, pada 25-26 Juni mendatang untuk memulai fase pertama rencana perdamaian Trump.
Kushner mengatakan beberapa eksekutif bisnis Palestina juga telah mengkonfirmasi keikutsertaan mereka dalam konferensi tersebut.
Mega proyek tersebut dibuat untuk membangun infrastruktur di Palestina sehingga menghubungkan Tepi Barat dan Gaza. Pembangunan infrastruktur tersebut termasuk jalan raya dan jalur kereta api. Kushner mengatakan jika hal tersebut terlaksana rencana akan membuka sejuta peluang pekerjaan, mengurangi kemiskinan Palestina hingga setengahnya dan menggandakan PDB Palestina.
Namun hingga kini para pejabat pemerintah Palestina menolak upaya perdamaian keseluruhan yang dipimpin AS karena dinilai sangat condong pada Israel.
