Home Politik Ganjar Berharap Pendukung Jokowi dan Prabowo Berangkulan

Ganjar Berharap Pendukung Jokowi dan Prabowo Berangkulan

Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo berharap para pendukung kedua pasangan calon presiden (capres) nomor 01 dan nomor 02 agar berangkulan serta membuat narasi positif.

Pendukung Jokowi dan Prabowo agar tidak lagi memproduksi meme, video,ataupun tulisan yang bisa melukai salah satu pihak. Selain itu  mereka  tidak menggunakan akun-akun anonim karena akan membuka pintu laku yang tidak bertanggungjawab.

“Kelompok pendukungnya Pak Jokowi yang menang tidak perlu menyakiti. Teman-teman dari pendukung Pak Prabowo mesti harus bisa menerima. Narasinya tidak perlu saling meledek, tidak usah saling membuka luka lama. Sekarang dorong ke depan saja agar lebih baik," katanya di Semarang, Jumat (28/6).

Pernyataan Ganjar ini menanggapi putusan majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan sengketa Pilpres 2019 yang pasangan Prabowo-Sandiaga, Kamis (27/6) malam.

Lebih lanjut, Ganjar menyatakan, melihat semua komunikasi politik yang dilakukan akhir-akhir ini, ia merasa optimis semua pihak akan menerima hasil putusan MK tersebut, sebab selama ini antara pihak 01 dan 02 telah melakukan komunikasi yang cukup intens terkait persoalan ini.

“Menurut saya penting bagi para elite memberikan cerita-cerita yang positi sehingga bisa mendinginkan suasana semua pendukung masing-masing,” ujarnya.

Ganjar juga menyambut baik pidato Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo pascaputusan MK karena dapat mendingankan suasana para pendukungannya. “Statemen Pak Prabowo, beliau menyampaikan dengan segala argumentasi, kecewa tapi terima. Menurut saya itu sikap kecewa yang manusiawi, tapi secara konstitusional beliau menerima dan ini akan mendinginkan situasi,” ujarnya.

Menurut Ganjar, ke depan peran kontrol politik harus tetap dilakukan, baik dari kalangan kritis maupun oposisi. Agar kehidupan berbangsa seimbang harus ada yang mengambil peran sebagai kontrol politik. Peran tersebut seyogianya tetap diambil oleh para intelektual atau oposisi.

“Kritik-kritik menurut saya tetap penting. Teman-teman yang ingin melakukan kontrol politik mau pakai label apa pun, kelompok kritis boleh, kelompok oposisi tidak apa-apa. Ini akan menjadi baik untuk perbaikan Indonesia ke depan,” ujarnya.

 

261