Home Ekonomi Gagal Panen di Gunungkidul Meluas Hingga 1.927 Hektar

Gagal Panen di Gunungkidul Meluas Hingga 1.927 Hektar

Gunungkidul, Gatra.com - Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus mendata lahan tanam padi yang gagal panen. Hingga akhir Juni, setidaknya 1.927 hektar di sepuluh kecamatan gagal panen karena kekeringan. 
 
Kepala DPP Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto, mengatakan, sepuluh kecamatan itu adalah Ponjong dengan gagal panen seluas 10 hektar, Girisubo 6 hektar, dan Patuk 154 hektar. Selain itu Kecamatan Playen 50 hektar, Wonosari 2 hektar, dan Karangmojo 47 hektar.
 
Ada pula gagal panen di Kecamatan Semin 505 hektar, Ngawen 285 hektar, dan Gedangsari 860 hektar. "Tanaman padinya puso. Ini kami terus lakukan pendataan," katanya, Senin (1/7). 
 
Menurut Bambang, lahan pertanian yang gagal panen ini tergolong kecil. Sebab di Gunungkidul ada lahan padi 58 ribu hektar. Namun, untuk jumlah kerugian yang diderita oleh petani, Bambang bilang DPP belum menghitungnya. Ia hanya bilang setiap satu hektar biasanya menghasilkan 5 ton gabah. 
 
 
Saat ini, kata dia, pemkab berupaya menekan kerugian petani. Antara lain dengan mengajukan bantuan bibit ke pemerintah pusat untuk musim tanam mendatang. "Kami baru mengajukan ke pusat untuk bantuan bibit," ucapnya. 
 
Untuk mencegah terulangnya gagal panen ini, sedikitnya 20 petugas telah mengikuti sekolah iklim yang diadakan BMKG Yogyakarta. Petugas tersebut akan mendampingi petani dalam memperkirakan awal musim tanam.
 
"Tanaman padi yang gagal panen ini ditanam di musim tanam kedua. Terkena puso karena musim kemarau datang lebih awal dari yang diperkirakan. Jadi nanti petugas yang mengikuti sekolah iklim akan memberi pendampingan ke petani," ucapnya. 
 
Pada akhir Mei lalu, sekitar 400 hektar sawah gagal panen. Kondisi ini karena mayoritas sawah tersebut adalah sawah tadah hujan sedangkan hujan tidak turun sejak awal April lalu.
106