Home Gaya Hidup Tidak Ada Masalah Ekologi Apabila Kearifan Lokal Dijalankan

Tidak Ada Masalah Ekologi Apabila Kearifan Lokal Dijalankan

Balige, Gatra.com - Budayawan Batak Monang Naipospos mengatakan bahwa tidak ada masalah ekologi apabila kearifan yang diajarkan nenek moyang orang Batak diterapkan. Monang juga mengatakan bahwa sejak lahir sampai mati, orang Batak punya ritual yang sangat arif.

Demikian salah satu point yang mengemuka dalam seminar "Safe Lake Toba & Eco Care" yang digelar Departemen Marturia HKBP di Pendopo Kantor Bupati Tobasa, Jalan Pagar Batu, Balige, Tobasa, Sumatra Utata, Jumat (5/7).

Tokoh Parmalim Hutatinggi tersebut mengatakan bahwa barangkali tidak ada masalah ekologis di Kawasan Danau Toba (KDT) seperti yang terjadi sekarang ini. Apabila masyarakat batak tetap menjalankan kearifan lokal yang sudah diwariskan leluhur. 

"Sejak lahir sampai mati, orang Batak punya ritual yang sangat arif. Terkait air misalnya. Bagi orang Batak, air adalah kehidupan itu sendiri, karenanya ketika anak lahir ada ritual martutu aek untuk mengenalkannya kepada sumber kehidupan itu," jelas

Monang menambahkan, begitu juga dengan memanfaatkan atau mengolah tanah. Ada keyakinan bahwa ada sumber kehidupan di dalam tanah yang tidak tampak. Dalam bahasa modren itu adalah unsur-unsur hara. "Itu sebabnya simbol kesuburan orang Batak adalah boraspati. Boras artinya buah, Pati yang melekat tapi tidak tampak," kata Monang. 

Sementara itu,  Sekretaris Jenderal (Sekjen) HKBP Pdt. David Farel Sibuea, mengatakan  bahwa salah satu upaya memulihkan ekosistem KDT yang dilakukan HKBP melalui program teologia gereja berbasis ekologis. Rekonstruksi itu dibangun dengan menggali nilai-nilai kearifan lokal. David Farel Sibuea mengatakan bahwa kearifan lokal Batak sangat bernilai dan memang harus digali oleh HKBP. “Apa yang dipaparkan Bapak Naipospos, memberi masukan yang positif," ujar Farel.

707