Home Gaya Hidup Mengintip Museum Atsiri Pertama di Jateng Selatan

Mengintip Museum Atsiri Pertama di Jateng Selatan

Banyumas, Gatra.com - Kabupaten Banyumas bakal memiliki Museum Atsiri pertama di wilayah Jawa Tengah Selatan. Gatra.com berkesempatan mengintip museum bertema aroma parfum sebelum dibuka pada 12 Agustus 2019.
 
Museum yang dibangun di kawasan wisata Baturraden memanfaatkan bangunan pabrik pengolahan atsiri milik PT Indesso Aroma pada lahan seluas kurang lebih 2 hektare. Kawasan tersebut juga dilengkapi bangunan lima lantai yang menjadi tempat belajar membuat parfum.  Adapun di bagian belakang pabrik terdapat lahan untuk tanaman yang digunakan sebagai bahan baku parfum dari berbagai belahan dunia. 
 
"Ada cengkeh, jahe, vanili, atsiri, akar wangi dan lainnya. Beberapa tanaman ada dari India dan Malaysia. Tanaman ini sudah mulai dibudidayakan untuk kebutuhan pembelajaran di Museum Atsiri," ujar External Relations & Customer Service PT Indesso Aroma, Feri Agustian Soleh, Minggu (14/7).
 
Dia mengemukakan, Museum Atsiri merupakan program corporate social responsbility (CSR) dari pabrik pengekspor bagan baku parfum, pasta gigi dan aroma makanan itu. Masyarakat dapat mengakses museum secara gratis melalui pengajuan izin kunjungan wisata edukasi.
 
Adapun Indesso Aroma merupakan pabrik bahan baku parfum. Setiap tahun, mereka mengolah sedikitnya 20 ribu ton bahan baku siap ekspor untuk dikirimkan ke Benua Eropa dan Amerika. Sementara gudang penyimpanan terbesar berada di wilayah Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
 
"Pengunjung museum dapat melihat koleksi tanaman, serta proses pemurnian bahan baku. Selain itu bisa mempelajari sejarah parfum di Indonesia sejak masa perdagangan rempah hingga masa modern," kata Feri.
 
Dia berujar, saat ini pihaknya tengah  fokus melakukan inventarisasi pengetahuan tradisi dan kearifan lokal yang berkaitan dengan aroma. Salah satu parfum tradisional masyarakat Banyumas yang dikenal adalah kleang yang dibuat dari cengkeh.
 
"Parfum, menjadi bagian dari tradisi masyarakat Indonesia sejak masa lampau, karena kaya dengan rempah-rempah dan wewangian. Mengapa namanya Museum Atsiri, karena atsiri ini merupakan bahan pembuat parfum. Semua hal yang berhubungan dengan aroma ada di museum ini.
 
Ketua Aliansi Pariwisata Banyumas, Muslimin, menyambut baik rencana pendirian Museum Atsiri tersebut. Sebab, hal ini akan menambah pilihan destinasi wisata di Banyumas.
 
"Kami juga turut membantu melakukan audiensi dengan Bupati Banyumas, Achmad Husein, sepekan lalu. Hasilnya, kami diminta untuk membantu menyusun program Kampung Atsiri. Rencananya akan direalisasikan di wilayah Kecamatan Sumbang, Banyumas," ujarnya.
950