Home Kesehatan Konflik Gajah di Riau Meningkat

Konflik Gajah di Riau Meningkat

Pekanbaru,Gatra.com - Hingga Juni 2019 ada 30 kasus konflik Gajah dengan manusia terjadi di Riau. Jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu.  
 
Data yang diperoleh Gatra.com dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, tahun lalu konflik gajah dengan manusia masih hanya 16 kasus.
 
Menurut Koordinator Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Made Ali, penyebab utama konflik satwa dengan manusia adalah penciutan habitat alami satwa di Riau. Kata Made,konflik satwa dengan manusia bukan hanya dengan gajah tapi juga Harimau.
 
"Laju deforestasi di Riau cukup tinggi. Dan ini sangat mempengaruhi ruang gerak satwa di habitat alaminya. Akibatnya kontak manusia dengan satwa pun terjadi," katanya kepada Gatra.com, Rabu. (17/7).
 
Made mencontohkan berkurangnya hutan alam di landscape Kerumutan. Jika pada tahun 2005 hutan alam di sana masih seluas 512.972 hektar, saat ini hanya tersisah 285.659 hektar.
 
Kepala BBKSDA Riau,Suharyono, menyebut habitat gajah Sumatera di Riau saat ini terkotak-kotak oleh areal kebun Sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI). Hal tersebut membuat peluang kontak antara manusia dengan gajah berpeluang terjadi.
 
"Ruang jelajah gajah itu terfragmentasi di Riau. Jadi wilayah yang dulunya menjadi kawasan bermain gajah, sebagiannya sudah berubah fungsi. Itu sebabnya kontak antara manusia dengan gajah terjadi di Riau," katanya.
 
Konflik gajah dengan manusia biasanya akan diredam BBKSDA dengan cara menghalau gajah keluar dari pemukiman penduduk. Upaya tersebut seringkali melibatkan kawanan gajah jinak yang telah dilatih BBKSDA.
 
Di Riau sendiri terdapat Pusat Latihan Gajah (PLG) di Kecamatan Minas, Kabupaten Siak. Fasilitas ini menjadi tempat BBKSDA untuk menjinakkan hewan berbelalai itu.
 
Berdasarkan data World Wild Fund (WWF), sebaran gajah di Riau makin terkonsentrasi di kawasan hutan lindung, di antaranya di Giam Siak Kecil 50-60 ekor. Lalu di kawasan Tesso Nilo Utara 30-38 ekor dan di Tesso Nillo Tenggara 50-60 ekor.
328