Home Teknologi Cara Kerja Arus Magnet di Jupiter Tidak Seperti di Bumi

Cara Kerja Arus Magnet di Jupiter Tidak Seperti di Bumi

Washington D.C., Gatra.com - Wahana penjelajah NASA yang telah mengorbit Jupiter sejak 2016, Juno, melewati wilayah kutub planet itu setiap 53,5 hari. Para peneliti yang menggarap data Juno menemukan bahwa arus listrik yang melewati magnetosfer Jupiter bertindak di luar dugaan.

Juno menemukan bahwa tingkatan arus magnet itu hanya sekitar 50 juta ampere. Ini merupakantekanan arus yang sangat kuat, tetapi tidak setinggi model teoritis magnetosfer Jupiter yang diperkirakan.

"Pengamatan ini, menunjukkan bahwa arus magnet bolak-balik [yang menghasilkan efek cahaya] (AC) memainkan peran yang jauh lebih besar dalam menghasilkan aurora Jupiter daripada sistem arus searah (DC)," ucap penulis dari makalah penelitian ini, Joachim Saur, dilansir Live Science.

Di ruang sekitar Jupiter, proporsi AC ke DC ditentukan oleh perilaku ion di atmosfer planet. Jupiter memiliki arus yang kuat daripada Bumi karena beberapa alasan. Diantaranya ukurannya yang besar, laju putarannya yang cepat, dan kelebihan partikel ion yang dipompa keluar dari gunung berapi di salah satu bulan Jupiter, Io.

Di utara, aurora Jupiter cenderung tersebar lebih luas, dengan struktur "filamen dan suar." Di selatan, aurora tersebut cenderung lebih terstruktur, dengan sebuah bentuk mirip busur, yang cerah memanjang keluar dari oval utama tempat aurora terjadi.

Fenomena arus AC yang lebih kuat daripada DC ini tampaknya merupakan akibat dari turbulensi di medan magnet Jupiter, tulis para peneliti. Turbulensi dalam pengertian ini mengacu pada cara tidak teratur di mana bentuk dan arah medan magnet berfluktuasi. Akibatnya turbulensi itu menghasilkan efek berbeda di masing-masing kutub Jupiter.

Penelitian tentang medan magnet Jupiter ini, tulis para peneliti, dapat menginformasikan pemahaman mereka tentang medan magnet di Bumi. Di bumi, tingkat AC lebih rendah daripada Jupiter. Kondisi ini menjadi perlindungan utama manusia terhadap partikel-partikel matahari yang berbahaya. Beberapa peneliti selama ini hanya menduga turbulensi di kutub menghasilkan dampak proporsi arus yang signifikan di sekitar suatu planet. Penelitian ini tampaknya memberikan pencerahan pada ide itu.

 

 

2621