Home Teknologi Sembilan Alat Peringatan Dini Tsunami Pesisir Cilacap Rusak

Sembilan Alat Peringatan Dini Tsunami Pesisir Cilacap Rusak

Cilacap, Gatra.com – Sebanyak sembilan early earning system (EWS) atau alat peringatan dini tsunami di pesisir selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah rusak. Kini, hanya  26 EWS tsunami yang beroperasi.

Kepala Seksi Pencegahan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Firman Baryadi, mengatakan, kerusakan itu lantaran angin laut yang menyebabkan besi porous. Alat elektronik sangat mudah berkarat saat terkena air hujan atau garam. “Sekarang yang beroperasi 26 alat,” katanya kepada Gatra.com, Sabtu (20/7) malam.

Dia mengemukakan, teknisi BPBD terus melakukan perbaikan EWS tsunami yang rusak tersebut. Alat yang rusak tersebar mulai dari pesisir Telukpenyu hingga pesisir Adipala, Cilacap.

“Rusaknya ganti-ganti, tidak cuma satu alat. Cuma ini perbaikannya bisa dilakukan oleh teknisi lokal. Suku cadangnya juga ada,” katanya.

Menurut Firman, alat peringatan dini sangat penting. Pasalnya, terdapat 59 desa di 11 kecamatan wilayah pesisir Cilacap yang rawan tsunami. Lokasinya di pesisir timur hingga barat Cilacap.

Terkait kesiapsiagaan masyarakat, kata Firman,  sebagian besar masyarakat di pesisir sudah menyadari bahwa tempat tinggalnya berisiko gempa dan tsunami. BPBD juga telah membentuk desa tangguh bencana (destana).

Setiap bulan, sirine EWS Tsunami diuji coba dua kali., yakni pada tanggal 10 dan tanggal 25. “Tanggal 10 dinyalakan jam dua siang. Tanggal 25, dinyalakan jam delapan malam,” ujarnya.

Namun, dia mengakui masih ada sebagian masyarakat yang resah usai pernyataan dari pakar tsunami Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) bahwa ada ada potensi gempa megathrust magnitudo 8,8 di selatan Pulau Jawa. Gempa juga berpotensi menimbulkan gelombang tsunami 20 meter di sepanjang pantai tersebut.

“Tadi pagi saya kan jalan-jalan ke lingkungan. Nah, di kelompok masyarakat ada juga yang masih bertanya, ini bagaimana dengan isu tsunami?” katanya.

Dia mengimbau agar masyarakat tak resah dengan perkiraan gempa M 8,8 dan tsunami 20 meter tersebut. Pasalnya, hingga saat ini belum ada teknologi atau alat yang bisa mendeteksi kapan waktu terjadinya gempa.

 

560