Home Politik Refleksi 23 Tahun Kudatuli, PDIP:Terus Bersatu Dengan Rakyat

Refleksi 23 Tahun Kudatuli, PDIP:Terus Bersatu Dengan Rakyat

Bandung, Gatra.com - Kisah kelam peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 (Kudatuli) yang menyasar Kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI), Jl. Diponogoro 58, masih tersimpan jelas dalam ingatan setiap kader.

Saat itu, kantor yang diduduki pendukung Megawati Soekarnoputri diserbu massa pendukung Soerjadi (Ketua Umum versi Kongres PDI di Medan) dibantu oleh aparat dari kepolisian dan TNI.

Tepat Sabtu (27/7) atau 23 tahun setelah kejadian itu, PDI Perjuangan sebagai embrio partai baru yang lahir pasca kejadian itu, terus mengenang Kudatuli sebagai bagian kelam dalam sejarah partai. 

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, wujud refleksi dari peristiwa itu adalah keyakinan kuat, kesatuan dengan rakyat yang selama ini dipraktikkan takkan bisa dihancurkan oleh kezaliman dalam bentuk apapun. 

Baca Juga: Mega-Prabowo Bertemu, Gerindra Buka Peluang Gabung ke Jokowi

"Tetapi karena kita selalu digerakkan oleh kekuatan yang maha dahsyat itu, yakni adalah kesatuan dengan rakyat, sebagaimana yang diungkapkan Bung Karno. Jadi meskipun secara fisik kantor partai hancur lebur, tetapi semangat jiwa raga kita tidak pernah hilang," kata Hasto di hadapan peserta Konferda DPD PDI Perjuangan Propinsi Jawa Barat, Sabtu (27/9). 

Hasto mengatakan, Kudatuli mempertontonkan kekuasaan yang otoriter yang berusaha menghilangkan seluruh aspek kehidupan PDI. Kantor DPP PDI diserang dan berusaha dihancurkan.

Baca Juga: Ferry Juliantono: Prabowo Menginisiasi Pertemuan Dengan Megawati

Maka hari ini, Hasto menekankan bahwa PDI Perjuangan mengucap syukur atas pasang naik turunnya semua manajemen kepartaian. Tuhan yang Maha Esa tetap memberkahi perjuangan PDI Perjuangan bersama rakyat sehingga menjadi pemenang pemilu 2019.

"Dalam pemilu tahun 2019 PDI Perjuangan kembali dipercayai rakyat sebagai pemenang pemilu, demikian juga pemenangan pemilu presiden. Inilah tanggung jawab masa depan bahwa kekuasaan itu untuk kepentingan rakyat," tegas Hasto.

200