Bogor, Gatra.com - Pandangan soal plastik oxium yang terurai dengan cepat perlu diluruskan kembali. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menegaskan, sifat biodegradable dari plastik jenis ini jutru lebih berbahaya. 

"Plastik oxium itu sebenarnya adalah plastik biasa, tetapi yang ditambahkan senyawa tertentu supaya dia bisa hancur. Karena dia masih plastik biasa justru malah berbahaya, ada potensi malah berbahaya karena kecil-kecil tetapi tidak terurai," kata Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko saat ditemui awak media di Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia (Munasain), Paledang, Bogor, Senin (29/7).

Handoko berpendapat, jika plastik ini dihancurkan menjadi kecil, sifatnya menjadi microplastik. Oleh karenanya, Handoko berpendapat, klaim ramah lingkungan tidak dilakukan pada plastik oxium, karena sebenarnya sama seperti plastik biasa.

"Klaim itu agak missleading, harus hati hati, tidak sebaiknya di klaim seperti itu karena itu plastik biasa," tegasnya.

Untuk penggunaan plastik ramah lingkungan di Indonesia sendiri Handoko menyebutkan ada contoh yang lebih pas, seperti plastik berbahan singkong dan jagung yang sudah ada.

"Memang harganya itu yang masih lebih mahal. Di luar negeri juga sama lah gitu, jadi mungkin itu tidak serta merta itu tidak bisa menggantikan plastik begitu saja," kata Handoko.