Home Kesehatan Karhutla Kembali Mendera Riau, Bebas Asap Gagal?

Karhutla Kembali Mendera Riau, Bebas Asap Gagal?

Pekanbaru, Gatra.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kembali marak di Riau menunjukan sulitnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mewujudkan Riau bebas asap. 

Politikus Partai Gerindra Riau, Taufik Arakhman, menyebut karhutla yang kembali melanda Riau juga menjadi indikator tantangan bagi penerapan program Riau Hijau yang sedang digaungkan Gubernur Riau Syamsuar. 

Anggota DPRD Riau ini menyebut, slogan Riau Hijau sudah nongol, sederet aturan sudah dibikin untuk melindungi hutan dari kerusakan. Itu berarti, upaya menjaga lingkungan sudah punya koridor yang jelas. 

"Kalau bicara aturan atau program, sudah bagus-bagus kok, tinggal penerapannya yang belum optimal. Koordinasi antar lembaga enggak jalan. Di sini jugalah kepiawaian Gubernur selaku kepala satker yang tugasnya mengontrol peraturan itu diuji," katanya dalam sebuah perbincangan dengan Gatra.com, Selasa (30/7). 

Lebih jauh Taufik menyebut, meski Gubenur Riau Syamsuar punya catatan positif tentang Siak Hijau, tapi itu hanya bisa dijadikan pijakan sementara. Sebab sekarang Syamsuar sudah berada pada level wilayah kerja yang jauh lebih luas, meliputi 12 kabupaten/kota.

"Mungkin ada keberhasilan di Siak coba diterapkan di provinsi, meskipun kita paham dinamikanya tidak sama, intinya bagaimana pemimpin itu mampu mengkoordinir penyelesaian persoalan. Kalau bicara aturan, aturan itu sudah sangat padat. Dibutuhkan kelihaian untuk ini," katanya.

Di penghujung bulan ini, kabut asap sudah sampai ke Kota Pekanbaru. Meski kentara masih di pagi hari, tapi kondisi itu sudah mendorong Dinas Kesehatan setempat melakukan aksi pembagian masker ke masyarakat di sejumlah ruas jalan protokol. 

Tindakan ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terserang penyakit Insfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). 

Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun kota Pekanbaru, sebanyak 60 titik panas terdeteksi berada di Riau. Kabupaten Pelalawan, Rokan Hilir, dan Indragiri Hilir menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak. 

Pelalawan 30 titik, Indragiri Hilir 15 titik dan Rokan Hilir 8 titik. Dari 60 titik panas itu, 33 di antaranya dipastikan sebagai titik api. Di Pelalawan ada 19 titik api, Rokan Hilir dan Indragiri Hilir masing-masing lima titik api, Bengkalis 2 titik api, Kampar dan Indragiri Hulu masing-masing 1 titik api.

169