Home Ekonomi Usung 'Making Indonesia 4.0', Menperin Gencar Cari Investor

Usung 'Making Indonesia 4.0', Menperin Gencar Cari Investor

Karawang, Gatra.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang kompetitif melalui implementasi Revolusi Industri 4.0. Implementasi tersebut tertuang melalui cetak biru "Making Indonesia 4.0". Bila hal tersebut diterapkan menurutnya akan berpotensi luar biasa mentransformasi industri menjadi lebih efisien dan berdaya saing global.

Gagasan tersebut diungkapkan oleh Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto dalam sambutannya di acara peletakan batu pertama perluasan pabrik PT Nestle di Karawang, Rabu (31/7). Ia mengatakan program "Making Indonesia 4.0" akan menyasar lima industri prioritas dimana pengembangan industri tersebut akan diselaraskan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Program [Making Indonesia 4.0] ini memiliki lima industri prioritas yakni industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri elektronik, industri kimia serta industri tekstil dan produk tekstil," katanya.

Ia menyebutkan untuk mendorong program tersebut, selama dua pekan terakhir pihaknya telah melakukan diskusi dengan berbagai investor manufaktur. Bahkan ia menyebutkan bahwa Uni Emirat Arab bersedia menggelontorkan investasi sebesar US$2,5 miliar atau setara Rp35 triliun.

"Bahkan ada pembicaraan dengan Presiden Uni Emirat Arab yang bersedia terlibat dalam industri kimia dan mereka setuju untuk berinvestasi sebesar US$2,5 miliar," ujarnya.

Selain itu, Menperin menambahkan bahwa PT Nestle Indonesia juga turut menambah investasinya di industri makanan dan minuman sebesar US$100 juta (Rp1,4 triliun) untuk perluasan dan peningkatan produksi ketiga pabrik. Dengan adanya investasi segar tersebut diharapkan akan menstimulus raksasa industri lainnya untuk menanamkan investasi di Indonesia.

"Ya tentunya dengan kondisi ekonomi dan sosial, plus dengan situasi regional ini maka waktunya untuk melakukan ekspansi. Karena ekspansi biasanya kita harus mengantisipasi sebelum kenaikan dari pada permintaan. Dan sekarang dengan kondisi perekonomian ini, pas lah untuk ekspansi," katanya.

429