Home Gaya Hidup KSBN Jateng Ingin Kesenian Daerah Jadi Ekstarkulikuler Wajib

KSBN Jateng Ingin Kesenian Daerah Jadi Ekstarkulikuler Wajib

Semarang, Gatra.com - Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah menghendaki kesenian daerah  diajarkan sebagai ekstrakulikuler wajib di bangku sekolah. Menurut Ketua Umum KSBN Jawa Tengah (Jateng), Sri Puryono, hal  itu sebagai wujud nyata upaya pelestarian kesenian daerah.

“Para siswa sebagai generasi muda dapat mengenal dan mencintai budaya lokal sejak dini,” katanya di sela-sela menyaksikan pergelaran wayang kulit di halaman RRI Semarang, Sabtu (3/8) malam.

Lebih lanjut, Sri Puryono yang juga Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jateng, menyatakan jangan  sekadar berbicara meng-uri-uri atau melestarikan kesenian daerah, tapi juga harus menghidupinya.

Untuk itu, ia harap kesenian daerah menjadi muatan lokal dan ekstrakulikuler wajib, seperti pramuka. Kesenian daerah itu misalnya di Semarang dan Solo  yang gudangnya wayang.  "Silakan ekstrakulikuler wayang agar jangan sampai hilang. Masyarakat harus ada filter. Budaya asing boleh masuk, tapi harus disaring terlebih dahulu,” ujarnya.

Sri Puryono memberikan apresiasi pergelaran wayang kulit yang mulai diselenggarakan RRI Semarang secara rutin. Pergelaran wayang kulit tidak sebatas pertunjukan, tapi juga memberikan teladan bagi masyarakat karena banyak nilai kehidupan yang dapat dipetik dari kisah pewayangan.

“Pergelaran wayang kulit bukan sekadar tontonan, namun juga tuntunan. Ini selaras dengan trisakti Bung Karno yakni berkepribadian dalam kebudayaan, bahwa budaya adalah ruhnya bangsa,” kata Sri Puryono.

Ratusan penonton menyaksikan  pertunjukan wayang kulit yang dibawakan dalang Ki Sunarso dengan lakon “Dewa Ruci.”

“Dewa Ruci itu cerita sangat Islami yakni raden Brotoseno atau Werkudoro mencari ilmu tasawuf bahwa manusia kalau sudah mampu mengendalikan hawa nafsu akan bisa bertemu dengan Tuhannya,” ujar Ki Sunarso yang juga hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

255