Las Vegas, Gatra.com - Apple Inc (AAPL.O) menawarkan dana penelitian sebesar US$1 juta atau sekitar Rp14 miliar kepada ilmuwan keamanan siber untuk mendeteksi kelemahan pada ponsel iPhone. Perusahaan menawarkan hadiah yang besar untuk mencegah peretasan yang saat ini marak dibicarakan.
Tidak seperti perusahaan teknologi lainnya, Apple kembali menyiapkan hadiah untuk mengundang para ilmuwan untuk mencari kelemahan pada perangkat dan sistem cloud backup mereka. Hal ini seiring dengan meningkatnya kekhawatiran tentang pemerintah yang mampu membobol perangkat seluler para pembangkang, jurnalis, dan pembela hak asasi manusia.
Pada konferensi pers acara tahunan Black Hat di Las Vegas, Kamis (8/8), Apple mengatakan bahwa mereka membuka pintu seluas-luasnya untuk para ilmuwan. Apple juga menawarkan hadiah lebih besar untuk penemuan yang berhasil dideteksi pada iPhone,dan juga target lain seperti piranti lunak Mac.
Baca Juga: Apple Perketat Izin Aplikasi Kontrol Orang Tua
Hadiah US$1 juta yang disiapkan hanya dialokasikan untuk memantau akses ke sistem kernel iPhone tanpa melibatkan para pengguna iPhone. Hadiah tertinggi yang disiapkan Apple sebelumnya bernilai US$200 ribu atau sekitar Rp2,8 miliar, untuk laporan mengenai bugs yang kemudian dapat diselesaikan dengan pembaharuan piranti lunak tanpa berujung ke tindak kriminal atau pengintaian.
Pemerintah dan broker juga menghabiskan dana US$2 juta atau setara Rp28 miliar untuk bisa meretas informasi dari perangkat yang dimiliki masyarakat secara efektif.
Apple mengambil langkah lain untuk mempermudah langkah ilmuwan, termasuk memberikan perangkat yang dimodifikasi dengan beberapa sistem keamanan yang dinonaktifkan.
Baca Juga: Ahli Digital Forensik Ungkap Risiko Siber Penggunaan FaceApp
Beberapa perusahaan seperti NSO Group dari Israel menawarkan jasa untuk meretas perangkat ke pemerintah Amerika Serikat.
Komponen utama yang rentan dibobol mengincar kelemahan yang berada di dalam perangkat ponsel pintar, piranti lunaknya, atau melalui aplikasi yang terpasang.
