Home Internasional Krisis Ekonomi Intai Hong Kong Pasca Protes Ekstradisi Cina

Krisis Ekonomi Intai Hong Kong Pasca Protes Ekstradisi Cina

Hong Kong, Gatra.com - Sektor prawisata di Hongkong terkena imbas langsung dari aksi protes besar-besaran yang terjadi selama beberapa bulan belakangan ini. Kamar hotel kosong, toko sepi pembeli hingga turunnya pengunjung Disneyland. 

Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam mengatakan, krisis ekonomi ini jauh lebih buruk daripada wabah Sars pada 2003 lalu. Bahkan, lebih parah dari krisis keuangan pada 2008.

"Situasi kali ini lebih parah, dengan kata lain, pemulihan ekonomi akan memakan waktu yang sangat lama," kata Lam dilansir Channel News Asia, Senin, (11/8).

Baca Juga: Penembakan Masjid di Norwegia, Polisi Curigai Aksi Terorisme

Pihak swasta di industri pariwisata mulai menghitung biaya kerugian lebih dari dua bulan pasca demonstrasi. Unjuk rasa untuk menentang RUU yang memungkinkan ekstradisi ke Cina ini telah berubah menjadi gerakan pro-demokrasi yang lebih luas.

Tingkat hunian hotel merosot tajam, bahkan hingga persentase dua digit. Hal ini sesuai dengan kedatangan pengunjung hotel pada bulan Juli yang anjlok. Pemesanan rombongan tur telah merosot hingga 50%.

"Beberapa bulan terakhir, apa yang terjadi di Hong Kong telah membuat mata pencaharian masyarakat lokal serta ekonomi dalam situasi mengkhawatirkan, atau bahkan berbahaya," kata sekretaris Hong Kong untuk perdagangan dan pembangunan ekonomi, Edward Yau.

Industri pariwisata Hong Kong benar-benar sedang dalam ancaman. "Saya pikir situasinya semakin dan semakin serius," kata ketua Dewan Industri Perjalanan Hong Kong, Jason Wong. Dampak dari demonstrasi ini begitu buruk, sehingga membuat agen perjalanan mempertimbangkan stafnya untuk melakukan cuti yang tidak dibayar.

Kekacauan demonstrasi yang terjadi juga membuat Disneyland Hong Kong ikut terpukul. "Kami telah merasakan dampak dari protes ini, pasti ada gangguan. Hal ini memengaruhi kunjungan pengunjung," kata CEO Disney Land Hong Kong, Bob Iger.

Sektor ritel juga terkena imbas, toko-toko mengalami penurunan pendapatan akibat dari pembeli yang mencari barang murah. Penjual terpaksa menutup toko selama protes, bahkan kadang hal ini berlangsung setiap hari.

Para ahli mengatakan krisis ini memperparah kemerosotan ekonomi yang sudah dialami Hong Kong akibat terperangkap perang dagang AS-Cina. "Kami selalu berpandangan ini juga akan berlalu. Tapi sekarang sepertinya setiap akhir pekan kami menghadapi eskalasi lebih lanjut," kata managing partner Valour Markets, Stephen Innes.

Seorang juru bicara Badan Pariwisata Hong Kong menjelaskan, jumlah pemesanan tiket wisata ke Hong Kong pada  Agustus dan September telah turun secara signifikan, ini menunjukkan jumlah korban ekonomi akan bertahan selama musim panas.

Peringatan perjalanan (travel warning) yang dikeluarkan berbagai negara termasuk Amerika Serikat (AS), Australia hingga Jepang, kemungkinan akan menambah kemerosotan industri pariwisata di Hong Kong.

493