Home Ekonomi Medco : Regulasi Masih Jadi Kendala Pengembangan EBT

Medco : Regulasi Masih Jadi Kendala Pengembangan EBT

Jakarta, Gatra.com - Kemandirian energi bisa tercapai salah satunya dengan mengembangkan energi baru dan terbarukan. Sayang, kepastian hukum dan aturan main dinilai masih menjadi ganjalan. 

Padahal, menurut Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional TBK Hilmi Panigoro, saat ini potensi pengembangan energi terbarukan yang paling berpotensi di Indonesia yakni panas bumi atau Geothermal. Dari sisi teknologi, nilai ekonomi, dan resourcesnya sudah siap dan terjangkau. Namun sayang, regulasi masih belum jelas sehingga Medco belum dapat memastikan berapa besar target pengembangan energi berbasis geothermal. 

"Karena peraturannya belum jelas, kita buat perencanaan susah. Karena hari ini dunia sedang energi transisi dan semuanya mau renewable energy. Medco bagian dari situ," kata Hilmi ditemui wartawan di JCC, Jakarta, Rabu (14/8). 

Baca Juga : Dirjen EBTKE Minta Energi Panasbumi Harus Dimaksimalkan

Baca Juga : Asosiasi Panasbumi Indonesia Dorong Transisi Energi Nasional

Baca Juga : JK Kritik Pengembangan EBT yang Lambat

Padahal, lanjutnya, bagi para pengusaha atau investor hanya dua hal saja yang perlu diperhatikan. Pertama mengenai tarif dan kedua kepastian hukum. Sebab investasi di bidang energi return-nya panjang. Sehingga, kepastian hukum yang tidak cepat berubah menjadi krusial. 

"Misalnya ada peraturan tarif menarik, tapi ganti menteri baru berubah menjadi tidak menarik. Itu yang sangat ditakutkan oleh pengusaha. Sebab itu berharap agar tarif keekonomiannya menarik," katanya. Selanjutnya, kata Hilmi, justru dengan tarif seperti sekarang, menyebabkan pengusaha enggan untuk membangun. 

"Semuanya kita lihat, kita bukannya kita tidak tertarik sama solar. Dengan tarif seperti sekarang ini. Mana mungkin kita bisa develop. Sangat tidak menarik," ujarnya. 

Dengan kondisi tersebut, tambahnya, membuat Medco hanya baru memiliki energi terbarukan sebesar  330 megawatt (MW) untuk Geothermal dan Minihidro 20 MW. "Mungkin 20 persenen dari seluruh  bisnis dari power saja. Kalo kita bicara renewable memang akhirnya pasti listrik lah," pungkasnya.

298