Home Gaya Hidup Zainaba Terancam Gagal Kuliah ke Kairo

Zainaba Terancam Gagal Kuliah ke Kairo

Muaro Jambi, Gatra.com - Kementerian Agama secara resmi telah mengumumkan hasil seleksi calon mahasiswa S1 ke Universitas Al-Azhar, Kairo. Dua di antara peserta seleksi yang dinyatakan lolos pada Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) tersebut merupakan warga Kabupaten Muaro Jambi.

Zainaba Jumrinata adalah salah satu di antara dua warga Muaro Jambi yang berhasil lolos seleksi PBSB. Meski telah berhasil lolos seleksi, tetapi nasibnya ternyata kurang beruntung. Ekonomi keluarganya tidak mendukung Zainaba Jumrita melanjutkan studi ke Kairo.

Anak pertama dari pasangan Bukhori dan Rahina, warga Desa Sekernan, Kecamatan Sekernan, itu kini terancam batal berangkat ke Kairo. Sebab, orang tuanya tidak memiliki dana untuk membiayai pemberangkatan anaknya ke Kairo.

"Kami kekurangan biaya Mas. Biaya keberangkatannya saja Rp34,4 juta. Separuh sudah saya cicil, tapi masih kurang," kata Bukhori, kepada Gatra.com, Rabu (14/8).

Bukhori mengatakan profesinya hanya seorang petani karet dengan luas lahan satu hektar. Sehari-hari dirinya mengelola kebun untuk kebutuhan keluarga. Dengan kondisi itu, sangat berat baginya untuk mendukung cita-cita anaknya kuliah di Kairo.

"Kuliahnya memang gratis, tapi kita harus membiayai keberangkatan. Belum lagi uang asramanya. Pertahun Rp8,5 juta. Biaya sehari-hari juga dibebankan ke kita. Jadi sangat berat," ujarnya.

Pria yang juga berprofesi sebagai imam mesjid ini hanya mampu berdoa dan berharap adanya bantuan dari darmawan termasuk bantuan dari Pemkab Muaro Jambi. "Harapan kita ada bantuan dari Pemkab, kalau kami pribadi tidak sanggup," ujarnya.

Zainaba Jumrinata merupakan salah satu putra Muaro Jambi yang penuh dengan prestasi. Zainaba pernah menjadi Juara Umum Kelas, lulus Tahfidz 30 Judz dan juga pernah menjadi Juara Pertama Tafsir Bahasa Arab Putra MTQ ke-47 di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2017 yang lalu mewakili Kabupaten Muaro Jambi.

Zainaba lulus dalam seleksi PBSB tidak mudah. Dia menjalani serangkaian tes dan salah satunya harus Hafidz Alquran 30 Judz. Saat mengikuti tes yang dibuka secara Nasional oleh Kementerian Agama RI, Santri Pesantren Jauharul Falah Al-Islami Sungai Terap, Kecamatan Kumpeh Ulu, bersaing dengan 3.000-an orang pendaftar lainnya.

"Alhamdulillah anak saya lulus dengan menduduki peringkat ke-188 dari kuota 1.000 untuk Indonesia," kata Bukhori.

438