Jakarta, Gatra.com - Kemenko bidang Perekonomian mencatat kontribusi kontribusi industri kreatif terhadap perekonoman nasional terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.  

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian nasional sebesar 7,44%. Sementara itu, terhadap kontribusi ekspor sebesar 13,77% dari total ekspor pada tahun 2016. 

Ke depan pemerintah akan fokus mengembangkan sumber daya manusia (SDM) agar potensi ekonomi kreatif dapat dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Untuk mendukung ekosistem industri kreatif Pemerintah telah mengeluarkan Perpres No. 142 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional 2018 – 2025.

“Perpres fokus pada pengembangan ekosistem (industri kreatif), yang meliputi pelaku usaha, pembiayaan, perlindungan dan pemanfaatan sumber daya alam, perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual, infrastruktur dan teknologi, pemasaran dan promosi, penguatan iklim usaha dan regulasi,” ungkap Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin, Rabu (21/8). 

Rudi menambahkan terdapat 12 strategi untuk mengembangkan industri kreatif tanah air. Di antaranya pembiyaan KUR untuk pembiayaan di sektor ekonomi kreatif sejak 2016 dan insentif bagi pelaku ekonomi kreatif sejak tahun 2017.

Pemerintah merancang kluster industri kreatif beserta programnya di 10 kabupaten/kota terpilih di 2019 di yang akan mendapat fasilitasi dan pendampingan dari Bekraf.

Pemerintah memberikan insentif super deduction tax bagi industri yang berinvestasi pada vokasi sebesar 200% dan Insentif untuk industri padat karya yang memiliki nilai strategis bagi perekonomian nasional.

“PP No. 45 Tahun 2019 tentang Perubahan atas PP No. 94 Tahun 2010 tentang Perhitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan,” jelasnya.