Home Politik KNIU: Pembangunan Harus Selaras Konservasi Cagar Budaya

KNIU: Pembangunan Harus Selaras Konservasi Cagar Budaya

Jakarta, Gatra.com - Demi terciptanya keselarasan antara konservasi kawasan keanekaragaman hayati dan budaya dengan pembangunan nasional, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KNIU Kemendikbud) menggelar kegiatan Koeksistensi antar-Pembangunan Nasional dan Konservasi, Serta Implementasi Pariwisata Berkelanjutan di Kawasan Tetapan UNESCO.

Sekertaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi, mengatakan, tujuan dari diselenggarakannya pertemiuan dan seminar ini adalah untuk memberikan kesadaran dan semangat yang sama akan betapa pentingnya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian. Kegiatan ini bersamaan dengan digelarnya Rapat Pleno Tengah Tahun KNIU Kemendikbud.

Baca juga: Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta Butuh Dana Istimewa

"Pertemuan ini juga ditujukan untuk menggali praktik baik implementasi pembangunan berkelanjutan, berwawasan konservasi di situs atau kawasan warisan dunia, cagar biosfer, dan geopark global," kata Didik saar memberikan arahan soal kegiatan di Graha Utama Kemendikbud, Jakarta, Kamis (22/8).

Didik mengharapkan pertemuan ini bisa jadi wadah aspirasi dan masukan dari sudut pandang peneliti dan praktisi supaya bisa menjadi rekomendasi bagi penentuan kebijakan di masa mendatang.

Sementara itu, Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Arief Rahman, mengatakan bahwa sudah sepatutnya sebuah proses pembangunan bisa berjalan selaras dengan keberlangsungan lingkungan dan alam. Namun ia tak mengelak bahwa saat ini masih sering ditemui contoh pelestarian lingkungan sering dikesampingkan untuk tercapainya pembangunan dan manfaat ekonomi yang tinggi.

Baca juga: Pemkab Cilacap Bakal Tetapkan 10 Cagar Budaya

Untuk itu, UNESCO melakukan beberapa program salah satunya melalui penetapan kawasan dalamnya kawasan warisan dunia, cagar biosfer, dan geopark global. Penetapan kawasan ini berlandaskan pada kesadaran bahwa hubungan antara alam dengan manusia dan segala dinamika kehidupan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.  

"Paradigma pengelolaan situs kawasan konservasi harusnya tidak menghalangi proses pembangunan. Potensi alam seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kehidupan manusia dan sebagai timbal balik," kata Arief.

556