Home Kesehatan Bayi Kembar Siam Masih Kritis, 1 Meninggal Dunia

Bayi Kembar Siam Masih Kritis, 1 Meninggal Dunia

 

Palembang, Gatra.com – Bayi kembar siam dari pasangan Afit, 30 tahun dan Orin Safitri, 26 tahun berhasil dipisahkan dengan operasi yang memakan waktu hingga tujuh jam. Operasi pemisahan, dilakukan dengan melibatkan setidaknya 20 dokter spesialis tim gabungan RSUP Mohammad Husein dan RS Dokter Soetomo, Surabaya.

Namun kondisi bayi kedua, Aisyahja Zara lemah sehingga dokter memutuskan hanya menyelematkan satu bayi, yakni bayi pertama, Alisha Zahra.

Tim Dokter yang dipimpin oleh Ria Nova, SpA mengatakan operasi membutuhkan waktu sekitar tujuh jam, yang dimulai dari pukul 06.00 wib namun pelaksanaan operasi pada pukul 09.00 wib. Persiapan lebih lama dilakukan mengingat tubuh bayi yang masih sangat lembut dan makin lemah,”Kita harus melakukan persiapan yang cukup panjang, satu bayi sangat lemah dan membutuhkan penanganan yang ekstra,” katanya, Selasa (27/8) malam.

Diterangkannya, bayi kembar ini mengalami Mixed Thoracoabdomino Pygopagus, atau dikenal dengan pelengkatan pada bagian organ pada rongga dada, perut dan pinggul. Kondisi bayi kedua, lebih lemah dibandingkan dengan bayi pertama karena tidak memiliki paru yang sempurna, sedangkan keduanya juga mengalami penebalan pada jantung, “Kondisi paru yang kecil, terhimpit akibat adanya rongga yang berdekatan mengharuskan dokter mengambil tindakan cepat,” ungkapnya.

Sedangkan dokter spesialis bedah anak, Sindu Saksono, mengatakan pilihan yang diambil oleh tim dokter memang sulit, karena kondisi bayi kedua sangat lemah. Terdapat organ yang terbentuk tidak sempurna sehingga kehidupannya mengandalkan bayi pertama sedangkan bayi pertama pun dalam kondisi kritis, “Terdapat saluran darah yang menghubungkan bayi pertama ke bayi kedua, asupan oksigen yang diperoleh ini mengoyong bayi ke dua, namun memang sulit untuk tidak dipisahkan. Bayi kedua juga memiliki lubang nafas yang kurang sempurna, sehingga menyulitkannya bernafas,” terang Sindu.

Dokter juga memutuskan untuk segera mengoperasikan keduanya, karena kondisi bayi yang makin melemah. Pihak RSUP Mohammad Husein Palembang menerima bayi dalam kondisi lima hari dengan kondisi yang lemah. Semakin hari, dengan berbagai upaya medis yang telah dilaksanakan, kondisi bayi juga makin melemah, terutama bayi kedua, “Keputusannya untuk segera dipisahkan, karena mempertimbangkan kondisi keduanya, satu bayi tidak terselamatkan,” ujarnya.

Sehingga saat operasi berlangsung lebih dari satu jam dilakukan pemutusan transfusi darah yang menghubungkan kedua bayi. Setelah operasi, Sindu mengatakan para dokter juga mengupayakan proses pemulihan setelah operasi. Saat ini, bayi pertama masih dalam kondisi kritis di rawat di ICU rumah sakit. Tim dokter akan mematau selama sepekan setelah operasi agar bayi yang selamat mampu melewati batasan kondisi kritisnya.

“Selama tujuh hari ini, kita masih bekerja, agar bayi keluar dari masa kritisnya, ujarnya.

Dokter dari RS Dokter Soetomo, Agus Harianto mengatakan kondisi bayi yang ditangani RSMH termasuk bayi kembar siam yang terkecil pernah ditemui. Kondisi bayi kembar siam itu, akan berbeda antara satu kasus dengan kasus lainnya, sehingga setiap menemukan kasus bayi kembar siap, semua kemungkinan dan skema operasi diupayakan dalam usaha pemisahan. “Bagi saya ini yang terkecil pernah saya operasi, dengan jaringan organ tubuh vital ada yang tidak lengkap. Kami telah berupaya sebisa mungkin, kemungkinan menyelematkan keduanya memang sulit dicapai,” ucapnya.

 

 

 

417