Home Milenial Kemampuan Sains Anak NTT Lebih Tinggi dari Angka Nasional

Kemampuan Sains Anak NTT Lebih Tinggi dari Angka Nasional

Kupang, Gatra.com - Kualitas anak-anak Nusa Tenggara Timur (NTT) ternyata tidak kalah dengan daerah lainnya. Walaupun kemampuan literasinya sangat rendah, namun tingkat kemampuan sainsnya sangat membanggakan. 

"Kemampuan sains  dari anak-anak NTT jauh lebih tinggi dari nasional. Kalau secara nasional, rata-rata kemampuan sain hanya sekitar 1,1, anak-anak kita punya kemampuan lebih dari itu yakni  sebesar 1,8," kata Wagub NTT Josef Nae Soi dalam sambutannya pada pembukaan kegiatan Pelatihan Gugus Tugas Kota Layak Anak (KLA) Dengan Analisis Pengarusutamaan Hak Anak (RUHA) Tingkat Kabupaten/Kota se-NTT di Hotel Neo Aston, Kamis (29/8).

 

Sesuai rilis Humas Pemprov kepada Gatra.com Jumat, (30/8), Wagub Josef menyebutkan data ini terungkap dalam pertemuan fokus Konsultasi Regional untuk Wilayah Nusa Tenggara atas Rancangan Awal RPJM 2020 sampai dengan 2024 di Labuan Bajo pada Senin (26/8). 

Lebih lanjut Josef Nae Soi mengemukakan anak-anak NTT punya kemampuan nalar dan menangkap  ilmu pengetahuan yang cukup tinggi. 

Kalau dirangsang dan dimotivasi akan sangat berkembang bahkan bisa melakukan semacam quantum leap atau loncatan kuantum secara lebih cepat," jelas Josef. 

 

Menurut Josef, pengembangan KLA dapat menjadi strategi agar semakin meningkatkan kualitas  anak-anak NTT. Setiap anak perlu diberi ruang yang seluas-luasnya untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabatnya. 

 

"Anak adalah titipan Tuhan yang sangat istimewa. Warisan yang tak ternilai. Jangan samakan dunia kita dulu dengan dunia mereka sekarang. Apa yang mungkin baik pada masa kita dulu, belum tentu sesuai dan mungkin  tidak bisa diterapkan lagi pada dunia anak-anak sekarang," ujar Josef. 

 

Politisi Partai Golkar tersebut mengungkapkan, dunia anak-anak adalah dunia bermain.  Karenanya dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), anak-anak tidak boleh dibebani dengan perkenalan akan  pelajaran-pelajaran tertentu. 

Mereka harus  difasilitasi dan diberi ruang untuk lebih banyak bermain bersama dengan rekan-rekan seusianya. Saat ada waktu luang,  anak-anak dapat diarahkan untuk mempelajari seni dan budaya. 

 

"Di NTT, kita masih punya banyak pekerjaan rumah terkait pemenuhan hak-hak anak di antaranya belum semua anak punya akte kelahiran. Belum dimasukannya pemenuhan hak anak dalam perencanaan baik di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota maupun di tingkat Desa," katanya. 

Selain itu, ujar Josef, masih adanya kekerasan fisik maupun verbal terhadap anak. Masih adanya stunting dan gizi buruk, minimnya fasilitas pendidikan dan kesehatan di daerah khususnya di desa serta persoalan bantuan hukum terhadap anak-anak yang tersangkut masalah. 

 

"Karena itu penguatan KLA ini menjadi langkah penting dalam meminimalisir permasalahan ini, kata Josef.

 

Josef mengajak agar dalam upaya pemenuhan kebutuhan anak, semua komponen harus bergotong royong. Bekerja out of the box. Jumlah anak NTT yang mencapai 1,87 juta orang merupakan aset untuk NTT yang lebih baik di masa mendatang.

"Kita sudah punya aturan yang bagus dalam hal pemenuhan hak anak. Kita juga sudah banyak kali melakukan seminar dan lokakarya. Namun kita masih belum punya komitmen untuk mengimplementasikanya dengan mengupayakan peningkatan kualitas anak-anak NTT di segala bidang melalui langkah-langkah konkret yang melibatkan semua pihak," ungkap Josef  Nae Soi.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak  (Kadis DP3A) NTT, Silvia Pekujawang dalam laporan panitia mengungkapkan,tujuan kegiatan pelatihan Gugus Tugas adalah menguatkan komitmen dan peran tugas KLA di Provinsi dan Kabupaten/Kota se-NTT. 

Juga melakukan pemetaan dan peran strategis gugus tugas  dalam mendorong pelaksanaan KLA.

 

"Tujuan lainnya adalah menyusun rencana aksi KLA di Kabupaten/Kota se-NTT dalam meningkatkan  pemenuhan hak-hak anak NTT," ungkap Silvia.

Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani Kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi NTT  dan WVI tentang pengembangan Ekonomi Menuju NTT Sejahtera dan Percepatan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).  Serta diadakan penyerahan buku Menuju Indonesia Layak Anak dari WVI kepada Wakil Gubernur NTT.

 

244