Medan, Gatra.com - Warga Medan diminta untuk bersama-sama berjuang membebaskan Lapangan Merdeka. Upaya itu salah satunya dengan menciptakan narasi besar yang bisa mengikatkan hubungan emosional Lapangan Merdeka dengan masyarakat pemiliknya.
Point itu mengemuka dalam diskusi publik dengan tema "Memerdekakan Lapangan Merdeka Medan" di Literacy Coffee, Jalan Jati II No 1 Teladan Timur Medan, Selasa sore (3/9).
Sosiolog Irwansyah Hasibuan, salah seorang pemantik diskusi mengatakan, narasi besar itu sampai saat ini belum ada sehingga ikatan emosional Lapangan Merdeka Medan dengan warganya tidak ada.
"Memang banyak yang menulis tentang Lapangan Merdeka Medan, tapi belum sampai pada narasi besar yang melibatkan banyak pihak, " kata akademisi Universitas Negeri Medan (Unimed) ini.
Menurut Irwansyah, Gubsu selama ini hanya berjanji tetapi tidak bisa membuktikan apa yang ia janjikan. Bagi Irwansyah, tidak cukup hanya dengan janji untuk memerdekakan Lapangan Merdeka Medan, itulah yang harusnya dibuktikan Gubsu sebagai pemimpin.
Pembicara lain Mantan anggota DPRD Sumut, Efendi Naibaho mengatakan, ia bersama teman-temannya pernah menggugat pemerintah ke PTUN Medan. Namun mereka kalah.
Baca Juga: Calon Kepala Daerah Harus Melek Literasi
"Tahun 2006 itu kami gugat. Banyak pengacara yang terlibat, tapi gagal. Kami kalah. Tapi kita harus gugat lagi karena memang Lapangan Merdeka Medan harus kembali menjadi ruang publik," kata Efendi.
Salah seorang peserta diskusi Teddy Wahyudi Lubis mengaku, historis Lapangan Merdeka selama ini terkesan hanya soal kenangan masa lalu, sehingga generasi muda tidak tertarik ke isu itu. Menurutnya perlu sugesti yang sehingga anak-anak muda merasa harus ikut terlibat memerdekaan Lapangan Merdeka itu.
Reporter: Jones
